Wajah kelam dan memucat karena
ketakutan itulah yang tersorot dari auraku. Bola matanya berjalan ke kiri-kanan
, yang didapati hanya teman-temanku yang sedang berkerumunan.Sungguh pagi yang
mendung tanpa disinari mentari pagi seperti biasanya.Tiba-tiba seorang guru
mendekatiku.”Hay Nina, kamu sudah sadar?” Tanya.
Dengan
wajah yang ketakutan mata ini melirik “Saya ada dimana? Lalu mengapa saya
berbaring di sini?” Tanyaku bingung,
lalu pak guru berkata, “syukurlah kamu baik-baik saja.Ingatlah, kamu harus bisa
menguatkan hatimu ya nak!”,tuturnya.
Aku
berusaha mencari tau apa yang terjadi. Aku berpikiran bahwa diri ini sudah ada
di akhirat. Tetapi, ternyata kaki masih
menginjak bumi. Kemudian diajaklah aku ke ruang UKS sekolahku.Disana aku
merenungkan segalanya, dalam hati aku bertanya sendiri “Kenapa aku tadi?”
ketika aku mulai mengingatnya kembali rasanya kepala ini sakit tak karuan
rasanya.
Tak
lama kemudian, datanglah seorang teman satu kelasku bernama Elis,dari situ ia
mulai menceritakan tentang segalanya. Tentang mengapa aku bisa pingsan di
perpustakaan, mengapa aku bisa lupa tentang segalanya,dan apa yang terjadi
padaku sesungguhnya.
“Elis,
tolong ceritakan padaku tentang semua ini!, aku bingung dan merasa aneh tau
lis”, lalu elis berkata,”Baiklah, kalau itu maumu Nin.Sebenarnya kau ini
dulunya mencintai salah satu kakak kelasmu disini,lalu kau mencoba melakukan
segalanya untuk membuatnya tertarik padamu Nin”.Aku terkejut ketika Elis
berkata seperti itu padaku, Aku masih bingung dan kepalaku makin sakit
mendengarnya.Lalu aku bertanya pada Elis,”Siapa dia,Lalu mengapa aku bisa
pingsan dan sama sekali tak mengingatnya,kalau benar dia orang yang kucintai?”.
Arloji
menunjukan pukul 10.30 dan bel masuk pun berbunyi, Elis beranjak berdiri dari
kasur tempat ku berbaring dan dia pergi
meninggalkan ku di UKS sendiri, tanpa menjawab apapun tentang pertanyaan yang
aku ajukan barusan.Setelah itu ada suara perbincangan seorang guru dengan guru
lain yang ingin menuju UKS tempatku dirawat.Memang benar,tak lama kemudian dua
guru cantik membuka pintu UKS perlahan-lahan seolah tak ingin menggangguku.”Bagaimana
Nina? Apa keadanmu membaik?”,Tanya bu Isna padaku.”Hhhmm…alhamdulilah sedikit
bu,tapi kepala saya masih sakit dan sedikit pusing”, aku menjawab pelan.Lalu bu
Ria yang kebetulan datang bersama bu Isna juga bertanya tentang keadaanku saat
itu.Setelah beberapa kali berbincang sedikit,tak lama kemudian orang tuaku
menelfon pihak sekolah dan menyuruhku untuk pulang segera.Aku pun hanya mengangguk
pelan.Saat itu aku langsung diantar oleh satpam sekolah untuk pulang kerumah.
Sesampainya
di rumah aku langsung dibopong ayahku untuk ke kamar,dia sedikit marah padaku
mengerutkan keningnya,”kenapa kamu tidak mendengarkan nasihat ayah nak?
Sekarang lihat akibatnya!” Tutur ayahku.Aku pun hanya bisa membisu mendengar
perkataan ayah.Tak lama kemudian terdengar suara motor yang parkir didepan
rumahku.”Siapa itu ya??” Tanyaku dalam hati.Mamaku membukakan pintu dan
menyambut baik dia.Ternyata dia adalah Elis yang datang untuk
menjengukku.Akupun tersipu malu ketika Elis datang kekamarku yang sangat amat berantakan
seperti kapal pecah.”Hay Nin,Bagaimana??” Tanya Elis.”hehehehe,bagaimana gimana
aku ya begini lis,cuma tiduran saja.Maaf ya kamarku membuatmu terkejut.Wkwkwkwk…’’aku
menjawabnya.
Sambil
menunggu mama membuatkan minum untuknya.Akumulai bertanya kembali tentang
pertanyaanku yang tertunda saat kami berada di sekolah tadi.”Elis-elis,aku
boleh nanya lagi gak??” aku bertanya dengan lugunya.”Iya,tentu saja boleh Nin”
tenangnya ia menjawab.”Sebenarnya aku ini kenapa sih lis,tadi kamu sudah
menceritakan sedikit bukan!” tanyaku penasaran.Muka elis tiba-tiba memucat dan
mulai takut untuk bercerita kembali.Seolah takdir menghantarkanku tiba-tiba ada
angin yang menyibakan sebuah buku kecil yang sontak jatuh dari meja
belajarku.Kami berdua kaget,lalu Elis mengambil dan membacanya di hadapanku.”Buku
apa itu Lis? Sepertinya aku tidak asing dengan buku itu”.Aku menoleh sekilas.”hmm
..sepertinya ini buku harian mu Nin”.Elis berkata sambil
membuka-bukanya.Disodorkannya buku itu padaku.Lalu buku itu kami baca bersama.
Tak
lama kemudian mama datang dengan 2 cangkir teh hangat ditambah 1 piring camilan
kecil untuk kami.”Anak-anak ini dimakan ya” mama membujuk.”iya mah” jawabku kecil.Elis
hanya tersenyum kecil.Elis mencoba mengingatkanku kembali tentang memorian ku
yang hilang selama ini.”kamu itu sakit Nin” kata Elis.Aku hanya mlongo.”kamu
itu kemarin mengalami kecelakaan,kepalamu terbentur batu,lalu saat dibawa
kerumah sakit kamu mengalami gagar otak ringan.Itu sebabnya kamu menderita
amnesia jangka pendek Nina” Elis mencoba
menjelaskan. “lalu apa hubungannya dengan orang itu?” Aku masih selalu bertanya
karna kebingungan.”Orang itu punya nama Nina,kamu biasanya manggil dia dengan sebutan
Bang An ,kata kamu itu nama kesayangan”dengan nada sedikit nyentak padaku.”hahaha,...Bang
An? jelek sekali Lis” Aku tersenyum malu.
Sambil
memakan camilan dari mama, Elis menjelaskan panjang lebar padaku.Sekarang aku
baru mengerti kalau dulu aku pernah sangat mencintai seseorang yaitu Anto kakak
kelasku sendiri,bahkan aku sampai gila dibuatnya.Ketika mendengar dirinya
mengalami kecelakaan lalu meninggal, aku syok berat dan sempat taksadarkan
diri,ketika itu aku berada di sekolah.Saat itu aku langsung pergi dan pulang
untuk menghadiri peristirahatan terakhir Anto .
Saat berada di jalan mungkin aku masih kalap dan tidak konsen dalam
mengendarai sepeda motorku.Tersentak batin, aku jatuh dan seperti kata Elis,aku
menatap sebuah batu besar di jalan itu.
Pikiran
dan hatiku tak terkendali. Kemudian keluarlah air mata di pipi.Aku tidak
menyangka hal ini bisa terjadi padaku.”Kenapa kamu menangis Nin?” Tanya Elis.”Aku
terharu dengan diriku sendiri,Lis” aku menjawab sambil mengusap air mataku.Membuka-buka
kembali buku diaryku seakan ingin mencari-cari tau lagi.Sepertinya tangan ini
dituntun takdir untuk membuka salah satu halaman di dalam buku diary
tersebut.Ternyata disana ada sebuah foto.’’foto siapa ini Lis? Apa kamu kenal
dengan orang ini” tanyaku.”Nina,ini foto almarhum Anto, dimana kamu
mendapatkannya?”ujar Elis.”hmm,tak sengaja tadi ketika aku membuka kembali buku
harian ku, ternyata ini ada di salah satu halaman di bukuku Lis”,mencoba
menjelaskan.”Benarkan Nin,sepertinya Anto ingin menuntunmu untuk mengingatnya
kembali”Elis menyakinkan.”Ahh,kamu ini bisa saja Lis” aku sambil bergumam.
Terlihatlah
senja muncul dari ufuk barat menanandakan sore hari sudah datang.Saatnya Elis
untuk pulang kerumahnya.”Nina,aku pamit pulang dulu ya!” pamit Elis padaku.”oh,baiklah
kalau begitu Lis”aku menjawabnya.Lalu kami ke teras depan.Aku bersama mama
mengantar Elis sampai gerbang depan.”Elis,hati-hati ya!, trimakasih telah
berkunjung kemari dan telah menceritakan segalanya tentang apa yang aku alami”
kataku.”Iya Nin,sama-sama,Aku juga ingin kau cepat sembuh dan berusaha untuk
mengingatnya kembali,ok!” tersenyum manis”baiklah Lis,sudah sana cepat pulang ,nanti
dicariin sama mamamu hlo” aku menggoda.”Siap bos” katanya. Sore itu sepertinya
ada yang aneh dari raut wajah Elis, seakan dia tak ingin meninggalkanku dan
ingin tetap bersamaku. Lirikan matanya yang amat tajam membuatku semakin merasa
bahwa ada sesuatu dalam dirinya. Setelah mengantarkan Elis ke depan aku menuju
ke kamarku. Saat aku berada di kamar dan membersihkan kamar ku tempat kami tadi
berbincang, ada secarik kertas yang aku fikir itu punya Elis yang tertinggal di
kamarku. Ternyata entah dari mana datangnya itu surat dari Anto yang ditulis
khusus untukku. ”Tidak mungkin,dari mana ini,mana mungin dia bisa menulis surat
untukku,dia kan sudah tidak ada!” aku kebingungan. Setelah kubaca, dia hanya
ingin aku tau, dia juga sangat menyayangiku dan dia tak ingin aku bersedih
karna kepergiannya. Dia juga berpesan aku harus bisa jaga diri dan selalu
berhati-hati,Dia juga meminta maaf padaku karna tidak jujur tentang perasaannya
selama ini. Menetes air mata terharu dari kantung mataku,dengan rasa percaya
dan tidak percaya mungkin itu adalah kesempatan terakhirnya untuk menyampaikan
rasanya lewat tangan tuhan. ”Terimakasih tuhan,kau telah memberikan jalan
untuknya padaku” aku mengucap syukur atas itu.
Terdengarlah
kicauan ayam dan burung kampung pertanda pagi menyambut. Aku beranjak dari
tempat tidur dan ajaibnya aku bisa mengingat kembali kejadian sebelum hari
ini,dan itu pertanda bahwa aku sudah sembuh dari ingatan jangka pendek yang
menghantuiku itu”. Aku bisa ingat sekarang,siapa itu Anto ,apa yang sebenarnya
terjadi,AKU BISA INGAT!,”Kataku sambil jingkrak-jingkrak. ”Mama!! aku sudah
sembuh” berteriak memanggil mamaku. ”Alhamdullilah nduk” kata mamaku. Mamaku
bertanya,”kamu itu di ceritain apa sih,kok tiba-tiba bisa sembuh tuh sama si
Elis?”. ”Dia hanya cerita, kenapa aku kecelakaan dan membentur batu besar kok
mah.” Mencoba menjelaskan. ”Aneh,padahal keluarga kita tidak cerita sama siapa-siapa
kok,bahkan pihak sekolah sekalipun,tapi kenapa dia bisa tau?” mama kebingungan.
”entahlah mah” jawabku. Aku beranjak kesekolah untuk bertemu dengan Elis dan menceritakan
segalanya padanya. ”Elis,hari ini aku senang sekali”tersenyum canda padanya. ”Senang
kenapa sih Nin?” Kebingungan. ”Trimakasih ya Lis,tentang segalanya” tersenyum
manja. ”iya,aku juga gak ngelakuin apa-apa kok Nin,kenapa kamu trimakasih sama
aku,bingung aku?” kata Elis kebingungan.
“Kamu
kemarin siang sepulang sekolah datang kerumahku,lalu menceritakan segalanya
padaku”kataku mencoba menjelaskan. ”Benarkah seperti itu,aku kemarin tidak
kemana-mana kok Nin,Aku ada dirumah”katanya kebingungan. ”Hah,jika bukan kau
lalu siapa yang datang kerumahku?” mlongo mendengar kata Elis. ”Entahlah,mungkin
roh nya Anto?” Elis bergurau.
Aku
hanya bisa diam membisu melihat kenyataan ini.Lalu sepulang sekolah aku meminta
Elis untuk mengantarku ke makam Anto. Setelah sesampainya disana, entah kenapa
menetes air mata begitu saja tanpa aku kontrol. ’’Bang An’’ aku memanggil
dengan penuh rasa sedih sambil menggenggam tanah merah yang masih pera itu. ”BangAn,kenapa
kamu pergi jauh dariku datang secara tiba-tiba, tak bisa kembali lagi” aku
menangis. ”Sudahlah Nin,ikhlaskan saja kepergiannya” ujar Elis. ”Iya lis,aku
sudah berusaha untuk menguatkan hatiku” kataku menegaskan.Lalu aku manaburkan
bunga-bungaan wangi diatas peristirahatan terakhirnya.
Dari kejadian itulah,aku kini
menjadi manusia yang lebih tegar dalam mengahadapi kehidupan yang fana ini. Aku
mulai mengerti tentang arti cinta yang sebenarnya . Roda selalu berputar bak
kehidupanku yang mengalami perubahan. Kadang kurasa manis,kadang pahit datang
secara tiba-tiba. Entahlah,itu semua adalah kuasa tuhan yang agung. Itulah
kejadian dalam hidupku yang tadinya hitam kelam sekarang menjadi terang
benerang. ”trimakasih tuhan atas segala keajaibanmu” kataku