REFORMASI
DAKWAH: Menuju Indonesia Berdaya 2045
Oleh Nina
Indriyanti R/Etoser 2016/Ready For SPC
Tau
gak sih cita-cita Indonesia di tahun 2045 itu ada apa aja. Nah, sebenernya
cita-cita bangsa kita tak hanya ada di pembukaan UUD 1945 yang kita kenal secara
umum. Bangsa ini melalui aparatur negaranya juga udah merumuskan loh apa aja
sih target capaian kita di tahun 2045. Harapannya dapat mewujudkan Indonesia
yang lebih berdaya. So, setelah saya baca-baca lagi dari beberapa sumber
referensi ternyata ada banyak target capaian kita yang sedang diusahakan
bersama, tentu aja yang berhubungan dengan 17 Sustainable Development Goals
(SDGs). Lalu, ada yang mencuri perhatian saya ketika salah satu target capaian
kita yaitu menjadi generasi emas, yang membawa perekonomian Indonesia
mengalahkan negara adidaya seperti Amerika dan China. Lalu, berbagai aspek
mulai dimanfaatkan sedemikian rupa untuk mewujudkan hal ini. Ternyata saling
terkait loh satu sama lainnya.
Hhhhmmm diluar itu semua, apa
yang dapat kita lakukan sebagai seorang muslim untuk juga berkontribusi
terhadap Islam dan negara. Coba kita lihat teman, apa yang sedang terjadi di
dunia sekitar kita.
Indonesia
merupakan negara dengan penduduk mayoritas Islam bukan, tetapi penyerapan
anggaran melalui Zakat masih minim. Dilansir dari Metrotvnews.com menyebutkan
bahwa Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) mencatat
potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 286 triliun per tahun, tetapi hanya ada
sekita 2,5 % dari potensi itu yang dapat dikumpulkan. Padahal jika semua dana
tersalurkan melalui zakat akan ada sekitar 27,76 juta jiwa yang dapat lepas
dari kemiskinan. Huhuhuu miris baca beritanya.. terus pada kemana nih umat
muslim kita? Hhhhmmm
Terus
juga ini, terkait dengan RIBA, kita menyadari betul bahwa interaksi kita di
lembaga bank konvensional secara tidak langsung melanggengkan adanya RIBA di
Indonesia. Tapi tak banyak juga yang beralih atau menyimpan uangnya di bank
Syariah, yaaa walaupun ada perdebatan terkait hal ini.
Cerita
lainnya, ketika saya ketika saya dan tim berhasil masuk dalam seleksi PKM
didanai Kemenristekdikti tahun 2018 ini, mempertemukan saya dengan kelompok
lain. Kelompok yang beranggotakan mahasiswa FEB UI itu kebetulan juga mengangkat
topic tentang Zakat Mal di Indonesia menjadi sebuah riset ilmiah. Saya merasa
tertampar ketika disuguhkan berbagai data yang menyatakan bahwa masyarakat
Indonesia ini gemar menolong orang, membantu sesama satu sama lain tetapi tak
banyak yang menyalurkan hartanya melalui zakat. Astagfirullah….
Padahal
nih, kalau kalian tau lembaga zakat itu memiliki porsi-porsi tertentu dalam
penyaluran dana zakatnya untuk kemashalatan umat. Baik bidang pendidikan,
kesehatan, investasi sumber daya manusia maupun issue-issue kemanusiaan
lainnya. So, bukan hanya di kitabisa.com aja kita bisa bantu sesama, tetapi
juga dengan berpartisispasi menjadi penyalur zakat atau nama kerennya menjadi
seorang Muzakki kita bisa menginvestasikan kekayaan kita dengan pahala yang tak
terputus. Widiiiiw masyaAllah banget yaa..
Lalu
saya juga berkesempatan untuk melakukan sebuah penelitian bertajuk Wisata Halal
berbasis teknologi. Ketika menyelami lebih jauh ternyata potensi Indonesia
untuk menyuguhkan sebuah wisata halal ini sungguh terbuka lebar. Disamping kita
memiliki keanekaragaman budaya, potensi alam, peninggalan sejarah namun satu
yang menjadi kekuatan yaitu Indonesia dengan mayoritas penduduknya beragama
Islam juga nilai toleransi yang tertanam kuat. Seperti saudara kita yang ada di
Banyuwangi sana telah menerapkan konsep ini sebagai andalan kotanya. Sebut saja
Pulau Santen yan ditata sedemikian rupa dengan kerja sama berbagai lapisan
masyarakat, menerapkan konsep ini sebagai pengembangan wisatanya. Setidaknya
dengan koridor halal tourism menjaga
kita umat muslim untuk tetap terjaga saat berwisata. Promosi wisata ini juga di
dukung dengan berbagai aplikasi berbasis teknologi yang mempermudah akses
menuju kesana.
Berbekal
semua itu saya memiliki harapan bahwa keunikan alam yang ada dibingkai dengan
wisata yang halalan thoyiban akan lebih bermakna rasanya. Selain hal ini
menjadi keunikan tersendiri, namun juga menjadi benteng pertahanan bagi kita
untuk mengurangi adanya pengaruh gaya hidup kebarat-baratan yang tak cocok
dengan nilai-nilai Islam. Kontribusi itu akan terasa saat kita sendiri ikut
berperan nih guys. Terus terus terus, gimana sih cara kita berkontribusi?
Wah,
ada 1001 cara kita untuk berpartisipasi dalam dakwah Islam dan negara tercinta.
Salah satunya dengan mencerdaskan masyarakat kita tentang prioritas apa yang
diambil dalam setiap langkah kehidupan kita. Kita yang digolongkan menjadi
generasi milenials ini cenderung menggunakan fitur-fitur teknologi yang lebih
efektif dan efisien untuk menyebarkan informasi daripada masih menggunakan cara
yang konvensional. Berdasarkan kecenderungan itu, agaknya perlu deh untuk kita
juga mereformasi cara kita berdakwah di masyarakat. Sebenernya apa sih Reformasi
Dakwah itu?
Jadi
nih gengs, dari goresan tangan Mas Arya Sandyudha senior FISIP UI mengenalkan
istilah reformasi dakwah, singkatnya sih cara yang berbeda dalam berdakwah di
masyarakat dengan mengikuti perkembangan era tanpa menghilangkan esensi dan
nilai dakwah itu sendiri, mantaaaps.
Kalau
dulu kan dakwah disampaikan door to door kan, melalui guru kepada muridnya dan
seterusnya. But, kita gak bisa selamanya menunggu bola gens, tapi kudu
menjemput bola yang kemudian kita bagi ke yang lain supaya bisa menembus gawang
lawan, iye gak sih. Maka dari itu, kita perlu mereformasi cara kita berdakwah
dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Ribet
banget sih harus ini itu,
Ibarat
orang jualan nih ya kita juga perlu tau pasar kita sebagai tempat jualan itu
kek mana. Ya kali kan semisal di pasar yang lagi hits HP Android type X,Y,Z
masak kita mau jual HP jadul type 8250 yang bisa buat kirim SMS dan telfon aja.
Kurang lebih kek gitu lah,
kita
juga perlu nih mengatur strategi ulang untuk pemenangan dakwah kita di
masyarakat. Pernah inget ini gak, hadist Nabi Muhammad SAW bersabda:
Suatu
saat konstantinopel akan ditaklukan oleh umat muslim. Panglima yang akan
menaklukannya adalah pimpinan terbaik dan pasukan yang berhasil menaklukannya
adalah pasukan terbaik (HR Ahmaad).
Kalau
dulu perang beneran, tapi kalau sekarang kan perang pemikiran.
So,
mau kan kamu menjadi bagian dari pasukan itu? Ingat, ini juga kewajiban kita
sebagai seorang muslim untuk menolong agama Allah. Setidaknya dengan membagikan
hal-hal baik di akun media sosial yang kita punya, jugaaa dengan mencoba
menjadi muslim yang baik. Dengan begitu, dakwah pake penyampaian yang berbeda ini
membuat masyarakat kita tercerdaskan dengan berbagai produk Islami yang
harusnya menjadi prioritas setiap dari kita.
Referensi:
Anonim. 21 Juni 2017. Available at http://ramadan.metrotvnews.com/news-ramadan/3NO01z7b-penyerapan-zakat-di-indonesia-masih-minim
Anonim. 24 Desember 2010.”Belajar Dari
Panglima Terbaik Dalam Sejarah Islam”. Available at https://www.kaskus.co.id/thread/50d968035a2acf544d000020/belajar-dari-panglima-terbaik-dalam-sejarah-islam-quotmuhammad-al-fatihquot/
Anonim. “Profil Arya Sandyudha”.
Available at https://www.goodreads.com/author/show/1793055.Arya_Sandhiyudha
Akmal, Putri. Kamis, 02 Maret 2017,
13:20 WIB. “Destinasi Wisata Halal Baru di Bayuwangi Pantai Halal”. Available
at https://travel.detik.com/travel-news/d-3436182/destinasi-wisata-halal-baru-di-banyuwangi-pantai-halal-pulau-santen
Kurniawan, Dian. 03 Mar 2017, 12:21 WIB.
“Pulau Kumuh Banyuwangi Bersolek Untuk Wisata Halal”. Available at https://www.liputan6.com/regional/read/2873681/pulau-kumuh-banyuwangi-bersolek-untuk-wisata-halal
Stefanie, Christie. CNN Indonesia |
Senin, 09/04/2018 12:59 WIB. Available at https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180409105848-20-289413/indonesia-emas-2045-jokowi-minta-pemuda-tahan-banting