Minggu, 15 Juli 2018


REFORMASI DAKWAH: Menuju Indonesia Berdaya 2045
Oleh Nina Indriyanti R/Etoser 2016/Ready For SPC



Tau gak sih cita-cita Indonesia di tahun 2045 itu ada apa aja. Nah, sebenernya cita-cita bangsa kita tak hanya ada di pembukaan UUD 1945 yang kita kenal secara umum. Bangsa ini melalui aparatur negaranya juga udah merumuskan loh apa aja sih target capaian kita di tahun 2045. Harapannya dapat mewujudkan Indonesia yang lebih berdaya. So, setelah saya baca-baca lagi dari beberapa sumber referensi ternyata ada banyak target capaian kita yang sedang diusahakan bersama, tentu aja yang berhubungan dengan 17 Sustainable Development Goals (SDGs). Lalu, ada yang mencuri perhatian saya ketika salah satu target capaian kita yaitu menjadi generasi emas, yang membawa perekonomian Indonesia mengalahkan negara adidaya seperti Amerika dan China. Lalu, berbagai aspek mulai dimanfaatkan sedemikian rupa untuk mewujudkan hal ini. Ternyata saling terkait loh satu sama lainnya.

Hhhhmmm diluar itu semua, apa yang dapat kita lakukan sebagai seorang muslim untuk juga berkontribusi terhadap Islam dan negara. Coba kita lihat teman, apa yang sedang terjadi di dunia sekitar kita.

Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas Islam bukan, tetapi penyerapan anggaran melalui Zakat masih minim. Dilansir dari Metrotvnews.com menyebutkan bahwa Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) mencatat potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 286 triliun per tahun, tetapi hanya ada sekita 2,5 % dari potensi itu yang dapat dikumpulkan. Padahal jika semua dana tersalurkan melalui zakat akan ada sekitar 27,76 juta jiwa yang dapat lepas dari kemiskinan. Huhuhuu miris baca beritanya.. terus pada kemana nih umat muslim kita? Hhhhmmm

Terus juga ini, terkait dengan RIBA, kita menyadari betul bahwa interaksi kita di lembaga bank konvensional secara tidak langsung melanggengkan adanya RIBA di Indonesia. Tapi tak banyak juga yang beralih atau menyimpan uangnya di bank Syariah, yaaa walaupun ada perdebatan terkait hal ini.

Cerita lainnya, ketika saya ketika saya dan tim berhasil masuk dalam seleksi PKM didanai Kemenristekdikti tahun 2018 ini, mempertemukan saya dengan kelompok lain. Kelompok yang beranggotakan mahasiswa FEB UI itu kebetulan juga mengangkat topic tentang Zakat Mal di Indonesia menjadi sebuah riset ilmiah. Saya merasa tertampar ketika disuguhkan berbagai data yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia ini gemar menolong orang, membantu sesama satu sama lain tetapi tak banyak yang menyalurkan hartanya melalui zakat. Astagfirullah….

Padahal nih, kalau kalian tau lembaga zakat itu memiliki porsi-porsi tertentu dalam penyaluran dana zakatnya untuk kemashalatan umat. Baik bidang pendidikan, kesehatan, investasi sumber daya manusia maupun issue-issue kemanusiaan lainnya. So, bukan hanya di kitabisa.com aja kita bisa bantu sesama, tetapi juga dengan berpartisispasi menjadi penyalur zakat atau nama kerennya menjadi seorang Muzakki kita bisa menginvestasikan kekayaan kita dengan pahala yang tak terputus. Widiiiiw masyaAllah banget yaa.. 

Lalu saya juga berkesempatan untuk melakukan sebuah penelitian bertajuk Wisata Halal berbasis teknologi. Ketika menyelami lebih jauh ternyata potensi Indonesia untuk menyuguhkan sebuah wisata halal ini sungguh terbuka lebar. Disamping kita memiliki keanekaragaman budaya, potensi alam, peninggalan sejarah namun satu yang menjadi kekuatan yaitu Indonesia dengan mayoritas penduduknya beragama Islam juga nilai toleransi yang tertanam kuat. Seperti saudara kita yang ada di Banyuwangi sana telah menerapkan konsep ini sebagai andalan kotanya. Sebut saja Pulau Santen yan ditata sedemikian rupa dengan kerja sama berbagai lapisan masyarakat, menerapkan konsep ini sebagai pengembangan wisatanya. Setidaknya dengan koridor halal tourism menjaga kita umat muslim untuk tetap terjaga saat berwisata. Promosi wisata ini juga di dukung dengan berbagai aplikasi berbasis teknologi yang mempermudah akses menuju kesana.

Berbekal semua itu saya memiliki harapan bahwa keunikan alam yang ada dibingkai dengan wisata yang halalan thoyiban akan lebih bermakna rasanya. Selain hal ini menjadi keunikan tersendiri, namun juga menjadi benteng pertahanan bagi kita untuk mengurangi adanya pengaruh gaya hidup kebarat-baratan yang tak cocok dengan nilai-nilai Islam. Kontribusi itu akan terasa saat kita sendiri ikut berperan nih guys. Terus terus terus, gimana sih cara kita berkontribusi?

Wah, ada 1001 cara kita untuk berpartisipasi dalam dakwah Islam dan negara tercinta. Salah satunya dengan mencerdaskan masyarakat kita tentang prioritas apa yang diambil dalam setiap langkah kehidupan kita. Kita yang digolongkan menjadi generasi milenials ini cenderung menggunakan fitur-fitur teknologi yang lebih efektif dan efisien untuk menyebarkan informasi daripada masih menggunakan cara yang konvensional. Berdasarkan kecenderungan itu, agaknya perlu deh untuk kita juga mereformasi cara kita berdakwah di masyarakat. Sebenernya apa sih Reformasi Dakwah itu?

Jadi nih gengs, dari goresan tangan Mas Arya Sandyudha senior FISIP UI mengenalkan istilah reformasi dakwah, singkatnya sih cara yang berbeda dalam berdakwah di masyarakat dengan mengikuti perkembangan era tanpa menghilangkan esensi dan nilai dakwah itu sendiri, mantaaaps.

Kalau dulu kan dakwah disampaikan door to door kan, melalui guru kepada muridnya dan seterusnya. But, kita gak bisa selamanya menunggu bola gens, tapi kudu menjemput bola yang kemudian kita bagi ke yang lain supaya bisa menembus gawang lawan, iye gak sih. Maka dari itu, kita perlu mereformasi cara kita berdakwah dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

Ribet banget sih harus ini itu,

Ibarat orang jualan nih ya kita juga perlu tau pasar kita sebagai tempat jualan itu kek mana. Ya kali kan semisal di pasar yang lagi hits HP Android type X,Y,Z masak kita mau jual HP jadul type 8250 yang bisa buat kirim SMS dan telfon aja. Kurang lebih kek gitu lah,

kita juga perlu nih mengatur strategi ulang untuk pemenangan dakwah kita di masyarakat. Pernah inget ini gak, hadist Nabi Muhammad SAW bersabda:
Suatu saat konstantinopel akan ditaklukan oleh umat muslim. Panglima yang akan menaklukannya adalah pimpinan terbaik dan pasukan yang berhasil menaklukannya adalah pasukan terbaik (HR Ahmaad).

Kalau dulu perang beneran, tapi kalau sekarang kan perang pemikiran.

So, mau kan kamu menjadi bagian dari pasukan itu? Ingat, ini juga kewajiban kita sebagai seorang muslim untuk menolong agama Allah. Setidaknya dengan membagikan hal-hal baik di akun media sosial yang kita punya, jugaaa dengan mencoba menjadi muslim yang baik. Dengan begitu, dakwah pake penyampaian yang berbeda ini membuat masyarakat kita tercerdaskan dengan berbagai produk Islami yang harusnya menjadi prioritas setiap dari kita.






Referensi:
Anonim. 24 Desember 2010.”Belajar Dari Panglima Terbaik Dalam Sejarah Islam”. Available at https://www.kaskus.co.id/thread/50d968035a2acf544d000020/belajar-dari-panglima-terbaik-dalam-sejarah-islam-quotmuhammad-al-fatihquot/
Anonim. “Profil Arya Sandyudha”. Available at https://www.goodreads.com/author/show/1793055.Arya_Sandhiyudha
Akmal, Putri. Kamis, 02 Maret 2017, 13:20 WIB. “Destinasi Wisata Halal Baru di Bayuwangi Pantai Halal”. Available at https://travel.detik.com/travel-news/d-3436182/destinasi-wisata-halal-baru-di-banyuwangi-pantai-halal-pulau-santen
Kurniawan, Dian. 03 Mar 2017, 12:21 WIB. “Pulau Kumuh Banyuwangi Bersolek Untuk Wisata Halal”. Available at  https://www.liputan6.com/regional/read/2873681/pulau-kumuh-banyuwangi-bersolek-untuk-wisata-halal
Stefanie, Christie. CNN Indonesia | Senin, 09/04/2018 12:59 WIB. Available at https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180409105848-20-289413/indonesia-emas-2045-jokowi-minta-pemuda-tahan-banting




8 komentar:

  1. Sukaaaaakkkk sama tulisannya 😍 so inspiring..

    BalasHapus
  2. Generasi profetik menuju indonesia madani 😇

    BalasHapus
  3. Terus berkarya kawan, sukses selalu 🙏😊

    BalasHapus
  4. MasyaAllah. Mantap nina. Ditunggu tulisan-tulisan selanjutnya ehehe

    BalasHapus
  5. Wah mantap 👍 Terus berkarya ya Ninaa 👍👍👍

    BalasHapus
  6. Semangat mengambil peran dalam berbagai ranah kebaikan, bismillah..

    BalasHapus