Minggu, 15 Juli 2018


BERBAGI ITU INDAH

Notulensi Pembinaan

Pembinaan Bulanan ETOS
Tempat & waktu  : Minggu, 26 Maret 2017 Pukul 15.30 – 18.00 WIB
Pembicara             : Luthfia Kurnia
Tema                      : “Training Pemberdayaan Masyarakat: Berdaya – Memberdayakan”


Community Develompment adalah suatu program pembinaan masyarakat untuk meningkatkan nilai produktivitas masyarakat sehingga terbangun masyarakat yang mandiri.
Pendekatan dalam ComDev:
Terdapat beberapa pihak dalam menjalankan pendekatan dalam ComDev, meliputi sebagai berikut:
1.      Pemerintah
Pemerintah bertugas membangun masyarakat menjadi lebih baik, dari hal yang buruk ke hal yang baik. Namun dalam menjalankan hal ini, pemerintah tidak sendirian. Kemudian munculah adanya kelompok masyarakat yang membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah ini. Namanya NGO yang tugasnya mempertemukan antara pemerintah dan masyarakat atau juga membangun masyarakat menjadi lebih baik. Namun, dalam penyelenggaraannya terjadi penyelewengan, sehingga NGO juga tidak mampu mewujudkan hal ini.
2.      Rakyat
3.      NGO
4.      Pengusaha
Ketika dua elemen tersebut tidak berjalan sesuai dengan keinginan maka dunia usaha bertindak.





Kemudian hubungannya dengan ComDev yaitu sebagai berikut:
1.      Pendekatannya sesuai dengan isu yang menjadi focus dalam penyelesaian masalah.
2.      Pendekatan yang terintegrasi antar satu dengan yang lain yaitu pendekatan dengan adanya
muncul sentralistik yaitu sebuah pemusatan segala urusan yang diatur oleh Pemerintah, sehingga semuanya sama dalam pelaksanaannya. Sebagai contoh dengan adanya mekanisme Musyawarah yang memicu adanya sebuah sentralistrik.
-          Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan)
Dalam dunia Perencanaan:
Top Down yaitu Semuanya prosedur berasal dari pusat
Namun dalam pelaksanaannya kemudian dikritisi akibat beberapa ketidaksesuaian, sehingga muncul mekanisme
Buttom Up yaitu sebuah aturan yang terdapat dalam UUD 1945 Pasal 32 tentang otonomi daerah.
Lalu dalam Musrenbang, sudah terdapat Buttom Up, tetapi hal ini dikritisi kembali karena bersifat procedural (Hanya mengisi formulir keluhan) kemudian untuk diteruskan di kelurahan, diteruskan ke kecamatan-kabupaten hingga kepusat (hanya dipilh pilih sesuai dengan kepentingan). Lalu hal ini dianggap gagal akbat metode musrenbang ini tidak menjamin adanya pemerataan pembangunan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dengan masyarakat.
3.      Adanya kesadaran kolektif masyarakat yang dibangun
Prosesnya berupa pengembangan komunitas tersebut dengan mengubah kondisi masyarakat saat ini ke kondisi yang diharapkan.
Kondisi saat ini melalui sebuah proses kemudian ke kondisi yang diharapkan.
Proses dalam hal ini, dengan membutuhkan Informasi atau data yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Data yang dapat digunakan dalam melakukan pemetaan untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan meliputi sebagai berikut:
1.      Pemetaan Sumberdaya (SDM, SDA, EKONOMI, KEUANGAN, SOSIAL)
Caranya dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:
a.       RRA (Rapid Rural Appraisal)  
RRA adalah sebuah pengkajian wilayah yang dilakukan dengan cepat (3-6 bulan)
Pemetaan ini dengan menggunakan kalender musim yang biasa diterapkan dalam mendapatkan informasi untuk nantinya diolah. Sebagai contoh, misalnya masa panen yang ada dalam masyarakat tersebut.
b.      PRA (Partisipatory Rural Appraisal) :
PRA adalah sebuah pengkajian secara pastisipatif seperti proses Buttom up.
Note:
Merubah paradigma masyarakat untuk memiliki pandangan yang lebih beragam dalam peneyelesaian suatu masalah.
c.       RRA/PRA
Terdapat beberapa pihak dalam pelaksanaan pendekatan ini, meliputi hal sebagai berikut:
CO (Community Organizer) yaitu mengorganisir masyarakat.
CD (Community Development) yaitu penguatan dalam kelompoknya dengan pelatihan-pelatihan yang bermanfaat untuk masyarakat.
CE (Community Empowerment) yaitu menghubungkan dengan jejaring, menguatkan masyarakat untuk lebih mandiri dengan pembangunan jejaring dengan stake holdernya.


Sesi Tanya Jawab:

  1. Bagaimana terkait dengan pendapatan seorang fasilitator dalam Community Development?
Terdapat beberapa aturan dalam menghargai seorang fasilitator meliputi sebagai berikut:
a.          Kita yang menghargai diri kita sendiri
b.         Fifti-Fifti (Kita kompromi dengan yang memiliki program pembinaan)
c.          Tergantung dengan penyelenggara
d.         Kita yang mengeluarkan biaya
Metode ini berdasarkan sudut pandang fasilitator, sedangkan berdasarkan sudut pandang penyelengara terdapat perbedaan cara menghargai seorang fasilitator di Indonesia dan yang diperlakukan oleh perusahaan asing. Apabila perusahaan di Indonesia menghargai fasilitator dengan gaji yang tidak sebesar dengan gaji yang diberikan oleh perusahaan asing.

  1. Apa perbedaan antara PRA dengan RRA?
RRA merupakan pendekatan dengan menggunakan kacaamata kita sebagai peneliti.
PRA merupakan pendekatan yang dikonfirmasi benar atau tidak menggunakan percakapan dengan masyarakat secara langsung. Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pendekatan ini. Pertama, tidak boleh bias waktu-dimana disesuaikan dengan waktu masyarakat bukan waktu kita sebagai peneliti. Kedua, tidak boleh bias Tokoh, dimana kita tidak boleh melihat secara strukturnya aja, tapi orang yang mempengaruhi atau memberi pengaruh dalam lingkungan tersebut. Ketiga, tidak boleh bias tempat, dimana melakukan pendekatan ditempat yang menurut kita nyaman, misal tongkrongan ojek, warung kopi. Keempat, jangan sering bertemu dengan bapak-bapak, tetapi ibu-ibu saja karena akan mendapat banyak data yang diperoleh. Kelima, Ikutlah aktif dalam kegiatan masyarakat pada saat pendekatan.

  1. Apakah hal-hal yang paling susah dalam menjalankan Community Development ini?
Hal yang masih menjadi PR untuk para pegiat komunitas adalah terkait dengan konsistensi diri sendiri karena minimal 3 bulan masa pendekatan tidak ditinggal.
  1. Bagaimana penerapan Community Development dalam kehidupan nyata?
Sebagai contoh kasus, sebuah komunitas KOMPAK (Komunitas Katulampa)
Pada awalnya prosesnya adalah setelah melakukan pendekatan dengan metode RRA kemudian dilakukan pendekatan kelembagaan dalam masyarakat tersebut. Awalnya tidak teratur, kemudian membuat hal itu menjadi lebih teratur. Menentukan sebuah Visi dan Misi yang akan dicapai dalam ComDev ini. Kemudian, menggali potensi yang masyarakat punya, fasilitator hanya mengarahkan kea rah yang baik. Dalam kasus komunitas ini dengan adanya pengembanga:
a.    Sanggar Anak Kreatif
b.   Ekonomi Kreatif
c.    Aksi Peduli Lingkungan dengan kerjasama dan inisiasi dengan komuitas lain supaya lebih terbedaya.
d.   Kampung Wisata
Selanjutnya, melakukan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatannya. Kemudian terdapat trik dalam melaksanakan ComDev ini meliputi sebagai berikut:
a.       Mulailah dari yang kecil supaya mudah dikelola
b.      Mulailah dari kebutuhan dasar sasaran (bukan kebutuhan pihak luar atau ‘proyek’)
c.       Ajarkan mulai dari teknis sampai strategis
d.      Dampingilah sampai bisa ditinggalkan
e.       Kembangkan ke dalam (yang ada di asrama) dan tularkan ke luar (di luar asrama).
f.       Jangan memulai dengan uang, mulailah dengan ruang artinya ajari masyarakat tentang cara mengritisi uang bukan sebaliknya.
g.      Ruang untuk ekspresi dimana kita memberi ruang untuk mereka berekspresi.
h.      Komunitas bukan sebuah komoditi.

  1. Bagaimana Strategi masuk komunitas dalam masyarakat?
Biasanya menggunakan data sekunder untuk membangun ComDev ini, misalnya: data satatistik.
  1. Bagaimana sebuah masyarakat itu dianggap berhasil ComDevnya?
Pendampingan masyarakat itu berhasil ketika ada monitoring dari masyarakat dan kita sebagai fasilitator melampaui beberapa indicator.

  1. Bagaimana fasilitator melakukan langkag ketiga dalam pengembangan ComDev yaitu menghubungkan kejejaring?
Fasilitator mendekatkan ke orang atau pihak yang punya memiliki uang lebih, caranya dengan masyarakat didorong untuk mempunyai presentasi tentang lingkungan mereka. Mendorong mereka untuk mempunyai semacam Rencana Pembangunan Jangka Pendek Wilayah mereka. Supaya bisa terpresentasikan dengan pihak lain. Profil Wilayahnya itu yang jadi fokusnya dalam presentasi tersebut.

  1. Apakah dalam ComDev bisa dilakukan sendiri atau harus bersama pihak lain?
Pada intinya kuantitas itu tidak menjadi masalah. Maksudnya adalah ketika memang harus satu orang maka orang ini harus memiliki komitmen tinggi dalam ComDev tersebut, begitupun sebaliknya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar