Jumat, 04 Desember 2015

Edisi Road Show ke SMP se-Blora



Penebar Semangat Pendidikan Untuk Blora

Pendidikan merupakan kebutuhan primer setiap manusia, yang harus terpenuhi, tercukupi dan tak terhenti hingga batas usia nanti. Bidang kehidupan yang satu ini memang vital sekali, tanpanya kita hampa. Dengan pendidikan pula, kita dapat memperbaiki jenjang kehidupan. Pun juga memperbaiki kualitas diri setiap penempuhnya.  

Saya Nina Indriyanti manajer P3S Alsa Peduli mempersembahkan…








             

P3S Alsa Peduli adalah salah satu program yang ada di Yayasan Alsa Peduli. Yayasan yang dibangun oleh Alumni SMA negeri 1 Blora yang peduli akan sepak terjang pendidikan yang ada di kampung halaman tercinta yaitu Kabupaten Blora. Alsa Peduli sendiri terdapat 3 bidang yang menjadi focus kegiatan antara lain bidang Education, Entrepreneurs, and Social. Nah, kalau P3S ini adalah salah satu program yang ada di bidang Education (Pendidikan). Program Pembinaan Pelajar Strategis (P3S) ini sudah berjalan selama empat periode. Periode angkatan pertama tahun 2013 yang sekarang telah mencetak jebolan jebolan berkualitas tinggi yang telah tersebar di beberapa Perguruan Tinggi Negri ternama di Indonesia. 

"P3S Nduwe Gawe" adalah icon yang menjadi genre dari Mbak Mene Unyu Unyu untuk perekrutan Program Beasiswa P3S kali ini. Targetnya adalah siswa kelas IX SMP yang akan menduduki jenjang SMA. Syaratnya, merupakan anak dari keluarga kurang mampu yang dibuktikan dengan rekomendasi dari sekolah dan yang paling penting adalah yang bisa tersaring dalam Penerimaan Siswa Baru di SMA 1 Blora, alias bisa masuk ke SMA 1 Blora.  Status kegiatan saat ini, kami sedang melakukan road show ke SMP-SMP se-Blora.  Alhamdulilah, beberapa SMP dibagian barat sudah mendapat sosialisasi dari kami. In Shaa Allah kami akan melaju ke bagian Timur secepatnya.

Sebelum sosialisasi dilakukan, kami akan datang ke SMP  yang dituju atau melalui guru di SMP tersebut untuk meminta izin diperbolehkannya melakukan sosialisasi, setelah mendapat persetujuan, kemudian kami datang ke Sekolah untuk melengkapi administrasi seperti halnya Surat penawaran beasiswa dan beberapa lampiran dokumen tentang Program Pembinaan Pelajar Strategis. Lalu sosialisasi di jalankan melalui metode presentasi oleh wakil yang ditunjuk dari Yayasan. Begitupun selanjutnya.

Sosialisasi yang dilakukan dengan penuh semangat itu, di selingi dengan game yang dilengkapi hadiah souvenir dari P3S untuk siswa yang dapat menjawab atau menang dalam game. Selain termotivasi dengan apa yang kami sampaikan, setidaknya mereka terkenang dengan adanya souvenir hadiah dari kami. Isi dari sosialisasinya juga singkat padat dan jelas. Kami menjelaskan persyaratan, visi misi, dan fasilitas apa saja yang akan diberikan ketika berada di Asrama kelak. Untuk porsi terbanyak memang pada sesi motivasi, kami  sharing tentang cerita orang orang sukses terdahulu yang juga berasal dari keluarga kurang mampu, pun juga alumni p3s yang saat ini sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi atau yang masih dalam proses untuk mencapainya. Selain membawa visi dan misi dari P3S sendiri, kami juga membawa amanah sebagai warga Blora yang juga merasakan betapa kita harus berjuang untuk menempuh pendidikan. Sehingga dengan adanya sosialisasi ini diharapkan anak-anak bisa terbuka mata dan tergerak hatinya untuk mengoptimalkan proses ini demi keberhasilan masa depan.

Antusias dan semangat yang terpancar dari mata setiap siswa siswi SMP yang kami datangi satu per satu  itu membuat kami semakin sadar bahwa masih banyak anak-anak yang berpotensi untuk kita bantu bersama supaya bisa menempuh pendidikan yang strategis. Hal ini juga harus didukung oleh peran Orang tua yang mendorong anaknya untuk menempuh pendidikan tinggi walau badai menghalangi. Kita harus percaya bahwa masih ada Allah yang selalu ada bersama kita, asal kita mau bertawakal pada-Nya dan selalu berikhtiar pastilah akan ada jalannya. Untuk itu kami mohon dukungan dan doanya, supaya program kami dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Supaya anak-anak yang kurang mampu secara finansial masih dapat menempuh pendidikan tinggi.



Kamis, 03 Desember 2015

Bikin Passport.. Yuuukkkk Yaaakkk Yuuukkkk..



PASSPORT
by Nina Indriyanti Ratnasari

Passport adalah satu dokumen penting yang harus dimiliki bila kita ingin mengunjungi Negara lain, berfungsi sebagai identitas diri seseorang. Sebuah tiket untuk melihat dunia, bisa dibilang passport itu adalah sebuah “Surat Izin Memasuki Dunia Global”. Buat apa sih bikin Passport? Nah, tanpa pasport manusia akan kesepian, cupet, terkurung dalam kesempitan, menjadi pemimpin yang steril. Passport seperti halnya KTP untuk kita di Negara orang lain. Ketika kita telah membuat passport berarti kita telah terdaftar sebagai  warga dunia, tak hanya di Indonesia saja. Lalu, Bagaimanakah sihh cara bikin passport?

Nahh, ini adalah secercah cerita pengalamanku ketika membuat passport sebulan yang lalu. Sebelumnya, langkah awal membuat passport adalah melakukan pendaftaran online di website Direktorat Jendral Imigrasi. Hal ini dilakukan untuk para calon pembuat passport yang rumahnya jauh dari kantor Direktorat Jendral imigrasi terdekat, jika yang dekat tinggal datang aja tuh ke Kantornya, sambil membawa persyaratan yang diperlukan ya gaes. Kemudian, setelah melengkapi data di layanan Passport Online, kita akan mendapat konfirmasi melaui email untuk melakukan pembayaran administrasi pembuatan Passport. Biayanya berapa sih? Untuk biayanya murah kok, hanya Rp 355.000,- yang dibayarkan melalui teller Bank BNI dengan kode billing yang tertera di email konfirmasi permohonan. Itu sih mahal? Akankah kita berfikir mahal ketika  buku kecil berisi 48 halaman itu membawa kita berkeliling dunia semampu yang kita bisa. Bahkan ketika kita ingin haji atau umrah, salah satu langkahnya adalah membuat passport sebagai modal patennya, betul tidak?
Ingat gaes, di era kita sekarang ini passport bukanlah barang inferior yahh..

Kemajuan teknologi dewasa ini memudahkan kita sebagai pendaftar passport, hal itu dibuktikan dengan adanya layanan online yang bisa diakses kapanpun dan diamanapun. Lalu, setelah melakukan pembayaran biaya ke Bank yang dituju menggunakan nomer biling yang tertera, kita melakukan konfirmasi pembayaran di web Direktorat Jendral Imigrasi. Kemudian, menentukan jadwal keberangkatan dan memilih kantor Imigrasi yang dituju untuk melakukan proses administrative dan foto passport.  Sebelum itu semua, di check dulu ya gaes data kalian benar benar valid dan dalam pengisiannya tidak terjadi kesalahan. Hal itu dikarenakan akan mempermudah proses pembuatannya dan mengurangi resiko data hilang oleh system. Kehilangan data oleh system ini sering dirasakan oleh para pendaftar passport, untuk itu diteliti dengan secermat mungkin. Nah, dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan passport antara lain KTP, KK, Akta Kelahiran atau Ijasah terakhir, surat nikah bagi yang sudah menikah.

Setelah melakukan pendaftaran online, kemudian mendapat email konfirmasi pendaftaran yang tertera kode bilingnya lalu membayar biaya pembuatan passport dan tak lupa melakukan konfirmasi pembayaran, kita sudah setengah jalan untuk mendapat buku bin ajaib berisi 48 halaman itu. Untuk perihal biaya memang setiap periode akan terus naik, tergantung kebijakan dari Direktorat Jendral Imigrasinya. Nah, sekarang tinggal menunggu hari kedatangan ke kantor imigrasi yang telah dipilih.

Karena aku orang Blora, maka kantor imigrasi terdekat adalah pergi ke Kantor Imigrasi kelas II di Pati. Saat itu kami berangkat jam 06.00 pagi menuju Pati, kemudian mengisi perut sejenak dengan sarapan pagi di Rembang lalu meneruskan perjalanan ke Kantor Imigrasi yang ada di jalan Pati-Kudus tersebut. Setelah sesampainya di Kantor, kami melihat banyak orang yang sudah  mengantre terlebih dahulu sebelum kedatangan kami. Ketika kantor telah dibuka tepat jam08.00 pagi, semua orang beranjak dari tempat duduknya untuk segera menuju bagian informasi lalu mengambil nomer antre. Pagi yang cerah itu, kami disambut hangat dengan keramahan petugas bagian Informasi. Setelah melakukan pengecekan dokumen, kami mengisi form ulang yang kemudian dilakukan pengecheckan kembali oleh petugas bagian informasi  baru setelahnya mengambil nomer antre untuk tahapan selanjutnya. Untuk nomer antrenya akan dibedakan pembuat passport Online dengan yang datang langsung ke kantornya. Kalau di kantor imigrasi kelas II Pati sih ada 2 loket yang akan melayani setiap pembuatan passport atau kepentingan lainnya. Loket 1 yang diampu oleh Pak Gunawan Kw 3 dan di Loket 2 ada mas jabrik berkacamata. 

Kemudian untuk tahapan selanjutnya, akan ada verifikasi data, wawancara, baru kemudian bisa foto passport.  Papan nomor yang bergerak secara otomatis itu menunjukan nomer antrean yang kumiliki, membawaku ke loket 1 yang diampu oleh Pak  Gunawan KW 3, ketika dilakukan Verifikasi data diselingi dengan tahapan wawancara aku yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kantor imigrasi itu hhmm merasa antara gerogi dengan takut permohonanku ditolak. Untuk tahapan ini, kita diberi pertanyaan mengapa kita membuat passport dan tujuan kita untuk apa. Wawancara ini bertujuan mengklarisifikasi isi formulir dan tujuan pergi ke luar negri. Yang perlu diperhatikan adalah keperluan kita untuk apa, karena akan ada data yang perlu dilengkapi yang tidak tertera di keterangan websitenya. Jika tujuan kalian ingin umrah atau haji maka sertakan juga surat rekomendasi dari Biro Haji atau Umrah yang bersangkutan. Nah untuk keperluan lainnya seperti jalan-jalan ke luar negeri, pendidikan, atau akan bekerja maka sertakan juga surat rekomendasi dari sekolah atau biro penyaluran tenaga kerja luar negri. Untuk yang akan jalan-jalan keluar negri sertakan saja foto copy tiket keberangkatan kalian. Hal ini dilakukan karena, semakin maraknya perdagangan manusia yang terjadi belakangan ini, maka Direktorat jendral imigrasi melakukan pengetatan pemeriksaan dalam pembuatan passport. Untuk itu, yang rumahnya jauh disiapin dulu dari rumah ya, jangan sampai kita bolak balik melakukan kesalahan atau data yang kita bawa kurang lengkap.

Setelah lolos tahap verifikasi data, kemudian kita akan mengantre kembali untuk foto passport. Biasanya kita akan dipanggil sesuai nomor antrean atau menggunakan nama kita yang dibacakan oleh petugas. Kemudian setelah panggilan itu datang, kita menuju ruang  foto untuk melakukan foto passport, melakukan sidik jari di tempat yang telah disediakan.  Kalau di kantor imigrasi kelas II Pati terdapat 3 pos foto yang masing-masing terdapat petugas yang mengampu. Setelah itu, jika petugas telah selesai menginput data dan tidak terdapat gangguan atau adanya masalah maka kita akan diberitahu kapan kita bisa mengambil passport yang sudah jadi. 

Alhamdulilah, saat itu masa 5 hari kerja passportku udah jadi hihi *jingkrakjingkrak , berikut prosedur pengambilannya ya gaes. Pengambilannya bisa diwakili  lohhh atau datang sendiri ke kantor Imigrasi. Untuk yang diwakili pengambilannya harus disertai surat kuasa dari yang kalian wakili yang ditandatangani diatas materai. Format suratnya kalian bisa minta dibagian informasi ya hihihi. Jangan lupa bawa fotocopy KTP orang yang kalian wakili juga ya. Setelah itu, passport bisa diambil sesuai tanggal yang diitentukan hingga masa 30 hari, jika dalam sebulan passportnya tak kunjung diambil maka pihak Imigrasi akan melakukan pemotongan passport alias passport kalian gagal jadi, hancur lebur, musnah, ndak bisa dipake wkwkwk. Passport itu masa berlakunya lima tahun terhitung saat passport jadi dan bisa diperpanjang minimal 6 bulan sebelum masa berlaku habis.  

Diatas tadi, sedikit pengalaman gue waktu bikin passport noh *logat ala betawi hihihi. Semoga bermanfaat ya gaes ceritanya. Walaupun bikinnya ngga bisa instan sehari jadi tapi tak apalah masa menunggu itu bikin kita sabar. Sekarang aku udah punya passport loh, kalian kapan bikin? *tiktoktiktok 

ArrRrghhhh , temen- temen  pembaca budiman dan budiwati gausah kebanyak mikir deh, ga bakalan punya punya ntar, Inget passport itu tiket masuk loh buat ke luar negri hihiii. Cukup sekian cerita Nina kali ini tunggu cerita selanjutnya yahh. Doain aja passportnya bisa segera dipergunakan. Okey gaes.. Assalamu’alaikum.

Rabu, 06 Mei 2015

My Story




PERJALANAN HIDUP SEORANG NINA INDRIYANTI RATNASARI



Assalamu’alaikum Wr Wb

Bismillahirohmannirohim….

Baiklah, sebelumnya aku akan memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Namaku Nina Indriyanti Ratnasari, lahir dari sepasang suami istri bernama Eko Maryono dan Siti Naeroh Watmiatun. Aku bersekolah di salah satu SMA Negeri yang ada di kotaku yaitu di SMA Negeri 1 Blora. Aku mengambil konsentrasi jurusan di bidang social, tepatnya di jurusan IPS. Berkaitan dengan cita – citaku yang ingin menjadi seorang Gubernur mengharuskanku untuk belajar tentang lingkungan di sekitarku. Baiklah, aku akan memulai menceritakan Kisahku.

Senja sore itu, tepatnya tanggal 2 mei 1997 silam. Telah lahir seorang gadis keturunan Jawa tulen di desa Kendayaan Kecamatan Ngawen Blora nan asri itu. Nina Indriyanti Ratnasari itulah namanya. Tepatnya itu adalah tanggal kelahiranku ke dunia yang fana ini. Aku tinggal bersama simbah setelah ibu dan ayahku memutuskan untuk merantau ke Jakarta, karena kehidupan kami saat itu masih jauh dari kata cukup. Krisis moneter pada saat itu menyebabkan aku harus terpisah dengan orang tuaku selama kurang lebih 4 tahun lamanya. Semenjak saat itu hidupku memang harus berjuang, karena kelahiranku saja ada di masa Krisis Moneter yang mengharuskan orang untuk berjuang kala itu. Setelah aku berumur 4,5 tahun, ibu dan ayahku membawaku untuk tinggal bersama mereka di Jakarta. Karena aku harus menempuh pendidikan kanak-kanak, aku disekolahkan oleh orang tuaku di salah satu Taman Kanak-kanak swasta Islam yang bernama TK AL-JIHAD. Aku menempuh pendidikan dengan penuh semangat waktu itu hingga satu tahun lamanya. Kala itu orang tuaku masih sebagai “kontraktor” alias orang  yang mengontrak beberapa petak rumah di Jakarta. Ayahku bekerja sebagai kuli bangunan dan ibuku bekerja sebagai buruh pabrik.

Setahun telah berlangsung, kemudian aku melanjutkan sekolah dasar di salah satu sekolah milik pemerintah. SDN Sepanjang Jaya Dua menjadi tempatku menimba ilmu selama kurang lebih 4 tahun karena aku harus pindah untuk kembali ke Blora. Prestasi akademik yang aku dapatkan juga tak begitu buruk, aku mendapatkan rangking satu mulai kelas satu SD sampai dengan caturwulan terakhir aku disana. Semasa aku disana tak jarang pula aku mengikuti lomba untuk mewakili sekolahku, yaitu lomba Gerak Jalan Tingkat Kecamatan, Lomba LCC siswa Teladan, Siaga Pintar dll. Kemudian aku harus melewati masa-masa sulit karena harus meninggalkan orang-orang terkasih yang ada disana seperti teman-teman kecilku. Kepindahanku ke Blora tersebut bukan tanpa alasan. Saat itu, keluargaku sedang dalam masalah, Ayahku bangkrut dan ibuku  telah berhenti bekerja. Kami menanggung hutang yang tak sedikit nilainya ditambah lagi ayahku ketahuan telah memiliki wanita lain selain ibuku. Hal tersebut menjadi cobaan yang aku alami bersama ibuku di tengah kota metropolitan yang kejam itu. Seluruh asset keluarga terjual karena harus membayar hutang pada rentenir.  Ibuku menghadapi masalah ini dengan penuh kesabaran dengan ditemani dukungan aku bersama adik dalam kandungan ibu. Saat itu ayahku tidak bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukannya dan beliau kabur meninggalkan kami. Setelah konflik itu reda, akhirnya ibu dan aku memutuskan untuk pulang ke Blora karena sudah tak ada harapan lagi kami untuk bisa bertahan hidup di kota penuh polusi itu.

Pendidikan yang aku tempuh tidak begitu saja terhenti, aku melanjutkan sekolah di SD Gedebeg 2 yang ada di desaku. Selama kurang lebih 2 tahun aku manamatkan pendidikan Sekolah Dasar dengan prestasi yang tak buruk. Aku mendapatkan juara 2 siswa teladan tingkat  Kecamatan, juara 2 Gerak Jalan Tingkat Kecamatan  dan mengikuti beberapa kali Lomba Macapat. Setelah itu aku melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP N 2 Ngawen yang jaraknya 8 km dari rumah yang ku tempuh dengan menggunakan sepeda hadiah dari simbah karena aku mendapat rangking 1 Nilai Ujian tingkat Sekolah. 

Masa pendidikan Sekolah Menengah Pertama yang akan jalani dengan semangat belajar itu juga menorehkan banyak prestasi. Berkat doa dan dorongan dari keluarga yang paling aku cintai aku mendapatkan beberapa beasiswa prestasi di SMP ku. Beasiswa itu dapat membantu ibuku untuk bisa membayar biaya sekolah selama 3 tahun pendidikanku. Terlebih lagi ibuku hanyalah seorang buruh tani yang bekerja di ladang milik orang lain. Berhubungan dengan hal itu, aku membelikan sebuah mesin jahit untuk ibu supaya bisa sedikit menopang kehidupan ekonomi kami. Uangnya aku peroleh dari hasil lebihan uang dari beberapa beasiswa yang aku dapatkan. 

Ketika aku beranjak kelas 9, aku diberi pertanyaan oleh beberapa guru, tentang kelanjutan dari pendidikanku. Aku hanya terdiam, karena melihat keadaan ibuku yang menyandang status janda serasa hal yang mustahil untuk aku bisa melanjutkan sekolah. Sekolah SMA sepengetahuanku kala itu sangatlah mahal karena akses transportasinya jauh dan otomatis mahal, belum lagi biaya sekolahnya, membeli peralatan sekolah dll. Aku menjawabnya tenang dengan jawaban yang mungkin mengejutkan guruku, aku mengatakan bahwa aku ingin menjadi seorang pembantu rumah tangga di Jakarta dan aku tidak melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya. Karena hal tersebut, beberapa guru manawarkan option untuk aku bisa bersekolah. Dengan beberapa pertimbangan bersama keluarga akhirnya aku memberanikan diri untuk bisa melanjutkan sekolah ke SMA, dengan pengharapan beasiswa dari pemerintah layaknya yang diinformasikan oleh Bapak/Ibu guru saat itu. Aku diterima di SMA Negeri 1 Blora melalui jalur regular. Di sanalah aku memulai perjuanganku untuk bisa meraih cita-citaku. Aku hanya bisa bersyukur pada yang Kuasa karena-Nya aku mendapatkan pertolongan yang tak ternilai harganya, yaitu pendidikan.

Jarak rumahku dengan SMA kurang lebih 24 km, dan tidak dimungkinkan untuk aku melaju dari rumah setiap hari. Berkaitan dengan hal itu, kost menjadi salah satu jalan keluarnya. Saat itu, biaya kost sangatlah mahal menurutku, suapaya lebih hemat dan menambah ilmu juga, aku memilih untuk menjadi santri di salah satu Pondok yang ada di Blora. Pondok Al-Banjari karena biayanya lebih murah dan aku bisa menimba ilmu disana. Hidupku memang harus berjuang salah satunya dengan hidup bertirakat. Menjadi seorang santri dan siswa SMA Umum tidaklah mudah. Mayoritas waktuku untuk menjalani kegiatan keseharianku, tak jarang jika aku hanya tidur 4 jam setiap harinya. Bangun mulai jam 3 pagi untuk sholat malam dan antri mandi setelah itu sholat subuh lalu mengaji menjadi rutinitas hidupku setiap harinya. Selanjutnya aktivitas sekolah dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore dilanjutkan kajian Islam bersama ustad yang ada di Pondok menjadi kegiatan keseharianku yang aku jalani.

Kerasnya kehidupan mengharuskanku memiliki kekuatan dan tenaga yang ekstra, keluarga adalah semangatku untuk menjalani segala cobaan hidup yang ada. Pertama kali menginjak kota Blora, aku hanya seorang diri karena sebelumnya tidak ada teman yang sedaerah denganku. Supaya mendapatkan teman, aku  mengikuti beberapa kegiatan sekolah untuk menambah relasi. Aku mengikuti seleksi untuk menjadi anggota MPK SMA Negeri 1 Blora, Alhamdullilah diterima. Selain itu aku juga mengikuti beberapa ekstrakurikuler meliputi Seni Tari, Karawitan dll. Kemudian aku juga mengikuti Organisasi Kerohanian Islam yang ada di sekolah atau biasa disebut (ROHIS). Selanjutnya, selain kegiatan organisasi dan kebudayaan aku juga mengikuti OSN Geografi hingga aku dikirim untuk menjadi wakil sekolah di ajang OSK tingkat Kabupaten untuk bidang Geografi. Namun, peruntunganku belum baik aku belum bisa memenangkan lomba tersebut untuk sekolahku. Selanjutnya, ketika beranjak tahun kedua kepengurusanku  dalam organisasi aku di amanahi oleh teman-temanku untuk menjadi Ketua MPK SMA Negeri 1 Blora yang menjadi lembaga Legislatif yang ada di SMA 1 Blora.

Pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika hari pertama Masa Orientasi Sekolah mengharuskanku untuk pulang sekolah di waktu sore. Aku yang berangkat dan pulang sekolah hanya bergantung dengan bis kota yang lewat di sepanjang jalan Ngawen-Blora, akupun merasa ketar ketir karena tak akan ada bis yang lewat melebihi jam 4 sore. Ketika itu jam 5 sore, sudah berakhirnya waktu berlangsungnya Masa Orientasi Siswa dan waktunya aku pulang. Saat itu, aku mempercepat langkah kaki ku menuju halte kota yang berada sekitar 2 km dari sekolah. Saat itu waktu menunjukan setengah 6 sore. Pupuslah harapanku untuk bisa pulang dengan menggunakan bis antar kota. Jalan keluar terakhir adalah aku harus meminta tumpangan orang lain untuk bisa pulang yang biasa aku sebut dengan “mbadak” itulah nama yang aku sering sebut.

Sensasi dan keberanian untuk menyetop orang dipinggir jalan, supaya bisa numpang adalah tantangan tersendiri untukku, awalnya aku merasa takut untuk melakukan hal semacam itu. Tetapi karena “Mbadak” bukan hanya sekali, sehingga aku terbiasa dengan hal itu. Berharap saja jika ada orang baik yang lewat dan mau untuk ditumpangi. Hingga hari ini aku percaya jika semua yang aku lakukan, perjuangan untuk bisa bersekolah dan segala cobaan hidup yang pernah aku alami pasti ada rencana tersendiri dari-Nya yang menjadi seknario paling indah yang ditujukan-Nya padaku. Aku hanya bisa berdoa dan selalu bertawakal.

Saat ini aku sudah dalam tingkat kelas XII SMA. Saatnya untuk menentukan haluan kemana aku harus pergi.Sekarang aku tak pernah takut untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena keterbatasan biaya, alasannya hanya dengan pendidikanlah yang bisa merubah kehidupanku bersama keluarga. Yang terpenting saat ini adalah aku bisa diterima di perguruan tinggi negeri. Berharap bisa lolos beasiswa Bidik Misi yang diberikan Pemerintah. Semoga perjuanganku untuk bersekolah tidak terhenti sampai disini. Semoga aku bisa diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang terdapat beasiswa Etosnya, supaya aku bisa mendapat pengembangan diri dan ilmu yang bisa aku aplikasikan dalam kehidupan ini. Karena sebaik baiknya manusia adalah yang berguna bagi orang lain. Sehingga aku dan hidupku yang singkat ini bisa kugunakan untuk membantu orang lain.
Terimakasih, inilah kisahku.

Wassalamu’alaikum Wr Wb













Selasa, 05 Mei 2015

Sweet Moment Unforgetable




Kado Special

by Nina Indriyanti R





Kemarin adalah ulang tahunku yang ke 18. Terimakasih sekali untuk teman-teman yang meluangkan waktunya untuk mengucapkan selamat ulang tahun untukku dari sms, inbox FB, BBM, Telfon dan lainnya deh. Makasih ya (nyengir)

Tak terbayang sebelumnya mendapat kado istimewa. Untuknya yang telah mengorbankan waktunya untuk membuat karya melalui aplikasi Gambar itu merupakan kado teristimewa yang aku dapatkan. Tak memandang itu buruk atau tidak yang pasti aku sangat menyukainya dan akan aku simpan dalm memori Laptop, hp dan memori ingatanku yang takkan terlupakan. Terutama dihati yang paling dalam (sambil senyum-senyum). Terimakasih :D

Kejutan yang sontak membuatku kaget ketika adhik-adhik yang unyu-unyu itu mengunciku di luar ketika aku sedang mengangkat telfon. Bersama mbak Ima, aku membuka paksa pintu itu. Saat di buka *Ba da la Ucapan Happy Brithday dan selamat ulang tahun mereka nyanyikan ditemani satu Loyang roti berbentuk love yang berukurang kecil. Dilanjutkan doa bersama menyambut usiaku yang genap 18 tahun itu. Sungguh tak bisa berkata - kata ketika mengalami itu. Aku bahagia sekali, Tetapi lisan ini tak bisa berucap, mungkin melaui tulisan ini dapat mengekspresikan perasaanku pada kalian. Adhik – adhikku tersayang terimakasih ya :* Maafin mbak yang belum bisa menjadi tauladan yang baik untuk kalian, yang sering cerewet ketika semua tak berjalan sesuai rencana. 

Momen ini sebenarnya adalah hari untuk mengintrospeksi diri, hal apakah selama 18 tahun ini yang aku lakukan. Begitu banyak hal-hal yang perlu direvisi ulang untuk menyusun strategi kehidupan selanjutnya. Pembelajaran hidup yang menguatkakku hingga saat ini. Terutama energy positif yang ditularkan oleh orang-orang disekitarku yang luar biasa hebatnya. Berkurangnya usiaku ini menyadarkanku bahwa perjuangan sesungguhnya baru akan dimulai. Aku hanya ingin terjerumus ketempat yang benar saja. 

Tak hentinya mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hingga detik ini diberikan kemudahan dan senantiasa dilimpahkan kenikmatan yang teramat banyaknya. Hingga lisan ini tak dapat menyebutkan apa sajakah hal itu. Terimakasih Tuhan, berkat kehendakmu aku hidup ditengah lingkungan yang strategis untuk membawaku menuju jalanmu yang benar, In Syaa Allah.

Ibu yang melahirkan dan membesarkan , merawat, mengasihiku tak hentinya mencurahkan kasih sayangnya untukku yang terkadang membuatnya kesal dan marah. Untuk ayah dan mamah yang ada di Kalimantan, aku bahagia sekali ketika kalian juga tidak lupa dengan ulang tahunku. Terimakasih terimakasih terimakasih.

Teman-teman yang senantiasa menemani setiap langkahku saat senang, susah, sedih dan lainnya. Terimakasih karena telang mengucapkan selamat ulang Tahun.