CLOUD(Y)
(Achi TM)
PROLOG
Seorang gadis
yang selalu merasakan kesedihan dalam hidupnya kerana kehilangan secara terus
menerus orang yang ia sayang. Gadis yang berparas cantik ini dengan badan
sedikit gemuk bernama Mendung Megasari. Dia memiliki sahabat sejak SMA yang tak
kalah cantik pula dan berbadan langsing bernama Verani Aulia Utami yang menusuk
hati Mendung ketika menyukai seseorang yang sama yaitu Pak Geri pemilik EO
BLitZ yang berwajah tampan, ramah, dan memiliki kredibilitas tinggi. Kelicikan
Verani membuat dia dijadikan sekretaris pribadi Pak Geri sewaktu Mendung dan
dia melamar pekerjaan di kantor BLitZ. Pertemuan di kantor saat meeting pertama
sangat membuat Mendung merasa bersedih.
BABAK
1
NOVEL
CLOUD(Y)
(Suasana hening berubah
menjadi suara riuh diskusi para karyawan BLitZ, yang terlihat sangat
professional hingga usai meeting pada pagi hari itu)
Pak Geri : (Menyeka keringat yang ada di keningnya) “Baiklah kawan, saya rasa meeting
kali ini usai sampai disinii, nanti sore saya kan check semua pekerjaan kalian
dengan konsep yang telah kita susun tadi”
Para
Karyawan : (Membereskan kertas-kertas sisa diskusi)
“Baik Pak”
Pak Geri : (Memperbaki kerah bajunya yang sedikit kendor)” Mendung, aku mau
mengajakmu makan malam”
Mendung : (Kaget dengan sedikit gagap) “Emm. Di… di… dirumah Pak Geri?” (Menutup
mulut dengan telapak tangan)
Pak
Geri : (Menahan tawa) “Susi.. beritahu mendung
bahwa kita
selalu punya acara makan malam bersama
karyawan
lainnya untuk menyambut karyawan baru,
Tentu saja
bukan dirumahku”
(Mengatakan kalimat terakhir dengan terbahak)
Mendung : (Tersipu malu)” Hmmmhm.. maaf pak saya lancang tadi”
(Menunduk
kebawah)
Pak
Geri : (Tertawa terbahak)” Tidak apa Mendung,
pasti kamu tidak pernah diajak pacar
kamu keluar makan malam ya, kata Verani kamu anaknya sok baik”
Mendung
: (Memalingkan wajahnya dengan berbicara
dengan karyawan lain)” Hmmm, mungkin iya Pak” (Pak Geri beserta karyawan lainnya beranjak meninggalkan ruang meeting)
Mendung :” Verani, tolong tetap
tinggal disini sebentar, aku ingin
bicara” (Menarik tangan Verani)
Verani : (Melepaskan cengkraman Mendung)” Apa sih
Men?”
(Menjawab sinis)
Mendung :” Kenapa kamu bilang,
jika aku orangnya gitu ke Pak Geri? Aku malu Verani.” (Menepuk dadanya)
Verani :” Kenapa malu, emang
kamu seperti itu. Aku hanya mengalihkan perhatian ketika ngobrol dengan Geri
saat dinner tadi malam” (Menjawab ketus)
Mendung
: (Terkejut)” Dinner?”
Verani
:” Ya, memangnya
kenapa? Apa kamu iri denganku?
Lihat
dan berkacalah. Siapa kamu?”
Mendung
:” Oh Verani, selama
7 tahun kita bersahabat. Kamu
tidak
pernah berkata sekasar itu padaku”
Verani
: “Mendung….
Persahabatan kita hanyalah sebuah
bingkai foto yang kamu sendiri tidak
pernah tahu foto
apa yang ada di dalamnya”
Mendung
: (Mencengkeram tangan kanan Verani)” Apa
maksudmu?
Aku
tidak mengerti, apa yang kamu katakan!”
Verani : (Mengibaskan cengkeraman Mendung)” Sudahlah Mendung, jangan ajak
aku berdebat disini, ingat ini bukan rumahmu yang hanya ada manyat hidup yang
menonton Tv saja, tapi ini kantor, kantor BLiZ tempat bekerja, kamu mau kita
ditegur lalu dipecat?” (mamalingkan badan
menuju pintu keluar)
Mendung : (Matanya berkaca-kaca menahan tangisan)” Aku tidak menyangka, bahkan
dia menyebut nenekku mayat hidup! Oh tidak.. Verani benar-benar berubah bahkan
dia tidak memperdulikan perasaanku.” (Memegang
kepala dengan duduk di bangku meeting sendirian)
Susi : (Memasuki ruang meeting dengan tergopoh-gopoh)”
Mendung… Mendung …. Kamu kenapa?”
Mendung : (Menyeka air mata yang ada di pipinya)” Aku tak apa Susi.”
Susi : (Memegang bahu Mendung)” Aku mendengar
pertengkaranmu dengan Verani tadi, maaf aku lancang Mendung.”
Mendung :” Siapa yang bertengkar?
Aku dan Verani hanya bicara seperti biasa tadi, tak ada pertengkaran diantara
kami.”
Susi :” Sudahlah
Mendung.. Aku lebih mengenal Verani daripada kamu mengenalnya.”
Mendung : (Terkejut)” Kamu? Kamu sahabat Verani? Kenapa aku tidak
mengetahuinya padahal kami sudah bersahabat selama 7 tahun.”
Susi
:” Sudahlah
Mendung tidak usah kau hiraukan, kamu tidak akan merasa kehilangan lagi, tapi
kamu yang akan meninggalkan Verani.”
Mendung :” Aku? Apa maksudmu Susi?
Dan Mengapa kamu tahu tentang aku yang kehilangan?”
Susi : (Mengulum senyum kecil)” Nanti kamu pasti
mengerti.” (Berjalan tenang menuju pintu keluar
ruang meeting)
BABAK 2
NOVEL CLOUD(Y)
Suara
nyayian Verani, wati, dan para karyawan yang semakin heboh saat karaoke setelah
makan malam berlangsung dengan penuh percaya diri di sebuah resto yang ada
fasilitas karoekanya.
Pak
Geri : (Berjalan menghampiri Mendung)” Tidak
ikut bernyanyi?”
Mendung : (Menggelengkan Kapala)”
Hmmm, Tidak.”
Pak Geri :” Aku pikir kamu suka bernyanyi, makanya aku
aja ke karaoke ternyata Verani yang lebih suka bernyanyi.” (Tertawa Kecil)
Mendung :
(Tersenyum)” Aku.. aku memang suka
bermain gitar dan bernyanyi, tapi kemarin Geri uhm, maksud saya Pak Geri juga
tahu saya tidak pandai bernyanyi.”
Pak Geri :
(Mengalihkan Pandangannya)” Iya sih,
tapi semua kekurangan kita bisa jadikan kelebihan. Asalkan kita mau mengasah
potensi kita dengan baik.”
Mendung
:” Tapi aku tidak
bercita-cita ingin menjadi penyanyi.”
Pak Geri :”
Ya aku tahu.” ( Mengambil sebungkus rokok
dan mulai memaminkan kotaknya ) “Verani bilang, kamu dan dia punya impian
ingin bekerja di BLitZ. Sejujurnya aku bangga, ada sepasang sahabat yang
sungguh sungguh mencapai impiannya. Itu sebabnya kalian kuliah di jurusan
broadcast kan?”
Mendung : (Menganggukan kepala)” Iya.”
Pak Geri :
(Meletakkan kembali bungkus rokoknya)”
Aku suka dengan orang-orang yang bersungguh-sungguh” (Mengambil segelas air putih lalu meneggaknya cepat)
Mendung :”
Bernakah?”
Pak Geri :”
Ya.. bekerjalah dengan sungguh-sungguh di BLitZ.” (Menepuk bahu Mendung)” Oke kawan-kawan, sepertinya acaranya telah
usai. Ini sudah larut. Jika ada yang ingin pulang saya izinkan.”
Semua
karyawan menghentikan segala aktivitas yang mereka lakukan di tempat karoeke
dan beranjak untuk pulang karena sudah larut malam.
Mendung :” Verani, tunggu aku
sebentar ya.. aku ingin ke toilet.”
Verani
:” Jangan
lama-lama.” (Menjawab sinis)
Mendung : (Berlari kecil menuju toilet)” Baiklah.”
Pak
Geri : (Mengulum senyumnya)” Verani mangapa kamu
sendirian?”
Verani
:” Hmm, aku
sedang menunggu Mendung.”
Pak
Geri :” Sebenarnya
ada hal yang harus aku bicarakan denganmu.”
Verani
: (Terkejut)” Ada apa? Apa aku dan Mendung
berbuat kesalahan?”
Pak Geri :
(Meraih tangan Verani dan memegangnya
dengan bersimpuh di depannya)” Tidak kamu bukan suatu kesalahan, melainkan
suatu anugerah untukku Verani, Maukah kau jadi kekasihku?”
Verani : (Terkejut)” Hhmmm, iya.”
Tiba-tiba
Mendung muncul dan melihat kejadian itu seketika dia merasa marah dengan Verani
ketika mendengar Pak Geri menyatakan cintanya dan Verani menerimanya.
Mendung :
(Matanya berkaca-kaca)” Ohhh… tidak..
Verani! Apa kamu tidak memperdulikan perasaanku sama sekali, kamu tahu bahwa
aku sangat mencintai Pak Geri Tapi.…?”
Verani :
(Mengibaskan rambutnya)” Ini bukan
salahku. Pak Geri yang sudah lebih dulu menyukaiku.”
Mendung :
(Meraih tangan Pak Geri)” Pak Geri,
sebenarnya Verani melamar kerja dan mendekati Pak Geri hanyalah sebuah batu
loncatan supaya seluruh milik Pak Geri menjadi miliknya..”
Pak
Geri :” Apa
maksudmu?”
Mendung :”
Iya, sebenarnya sejak SMA dulu aku dan Verani memiliki mimpi untuk bisa punya
EO sendiri dan bisa terkenal seperti EO BLiZt, dan Verani… Verani ingin
memiliki EO BLiZt”
Verani :” Apa yang kamu
katakan Mendung? Jangan bergurau? (Meraih
tangan Pak Geri)” Apa yang ia katakan semua itu bohong?”
Tiba-tiba
muncul Susi dari ujung lorong tempat Verani, Pak Geri dan Mendung Berdebat.
Susi :” Semua yang
dikatakan Mendung itu bohong Pak Geri, saya tadi siang mendengar sendiri
pertengkaran mereka di ruang meeting.. dan kasian Verani ditindas terus oleh
Mendung.”
Pak Geri :” Aku tidak menyangka
wajah polos nan lugumu itu hanyalah sebuah kedok belaka, BLiZt tidak pernah
bisa menerima karyawan sepertimu, Mulai malam ini kamu saya pecat!”
Mendung :” Tapi pak?”
Verani : (Meraih tangan Pak Geri)” Mari sayang,
kita pulang, ini sudah larut!” (Pak geri
dan Verani berjalan menuju pulang)
Susi : (Mengulum senyumnya)” Malangnya kau
Mendung. Aku sudah bilang padamu kalau kamu yang akan meninggalkan Verani.”
Mendung : (Menangis)” Jadi ini permainan kalian.”
Susi
:” Entahlah.”
(Berjalan menuju lorong keluar dari resto itu)
Pada
saat bersamaan cuaca sepertinya mengerti perasaan Mendung yang sedang bersedih,
turunlah hujan menemani tangisan Mendung yang semakin deras dengan backsong
alunan suara hujan yang juga ikut semakin deras. Mendung merasa kehilangan
kembali dan perasaan yang menyiksanya mendera. Kehidupan Mendung diselimuti
dengan kesedihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar