A.
PENTINGNYA SOSIALISASI POLITIK DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK
1.
PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK
Sosialisasi
politik adalah cara-cara belajar seseorang terhadap pola-pola sosial yang
berkaitan dengan posisi-posisi kemasyarakatan seperti yang diketengahkan
melalui bermacam-macam badan masyarakat.
Pengertian menurut Ahli :
·
Almond
dan Powell, sosialisasi politik sebagai proses dengan mana sikap-sikap dan
nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai metreka dewasa dan
orang-orang dewasa direkrut ke dalam peranan-peranan tertentu.
·
Greenstein
dalam karyanya “International Encyolopedia of The Social Sciences” 2 definisi
sosialisasi politik:
a. Definisi sempit, sosialisasi politik adalah
penanaman informasi politik yang disengaja, nilai-nilai dan praktek-praktek
yang oleh badan-badan instruksional secara formal ditugaskan untuk tanggung
jawab ini.
b. Definisi luas, sosialisasi politik merupakan semua usaha mempelajari
politik baik formal maupun informal, disengaja ataupun terencana pada setiap
tahap siklus kehidupan dan termasuk didalamnya tidak hanya secara eksplisit
masalah belajar politik tetapi juga secara nominal belajat bersikap non politik
mengenai karakteristik-karakteristik kepribadian yang bersangkutan.
·
Easton
dan Denuis, sosialisasi politik yaitu suatu proses perkembangan seseorang untuk
mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah lakunya.
·
Almond,
sosialisasi politik adalah proses-proses pembentukan sikap-sikap politik dan
pola-pola tingkah laku.
Proses
sosialisasi dilakukan melalui berbagai tahap sejak dari awal masa kanak-kanak
sampai pada tingkat yang paling tinggi dalam usia dewasa. Sosialisasi
beroperasi pada 2 tingkat:
a. Tingkat Komunitas
Sosialisasi dipahami sebagai proses pewarisan kebudayaan, yaitu suatu sarana bagi suatu generasi untuk mewariskan nilai-nilai, sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.
Sosialisasi dipahami sebagai proses pewarisan kebudayaan, yaitu suatu sarana bagi suatu generasi untuk mewariskan nilai-nilai, sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.
b.Tingkat Individual Proses sosialisasi politik
dapat dipahami sebagai proses warga suatu Negara membentuk pandangan-pandangan
politik mereka.
Dalam
konsep Freud, individu dilihat sebagai objek sosilaisasi yang pasif sedangkan Mead memandang individu
sebagai aktor yang aktif, sehingga
proses sosialisasi politik merupakan proses yang beraspek ganda. Di satu pihak,
ia merupakan suatu proses tertutupnya pilihan-pilihan perilaku, artinya
sejumlah kemungkinan terbuka yang sangat luas ketika seorang anak lahir menjadi
semakin sempit sepanjang proses sosialisasi. Di lain pihak, proses sosialisasi
bukan hanya merupakan proses penekanan.
2.
METODE SOSIALISASI POLITIK
1. Imitasi
Peniruan
terhadap tingkah laku individu-individu lain. Imitasi penting dalam sosialisasi
masa kanak-kanak. Pada remaja dan dewasa, imitasi lebih banyak bercampur dengan
kedua mekanisme lainnya, sehingga satu derajat peniruannya terdapat pula pada
instruksi mupun motivasi.
2. Instruksi
Peristiwa
penjelasan diri seseorang dengan sengaja dapat ditempatkan dalam suatu situasi
yang intruktif sifatnya.
3. Motivasi
Sebagaimana
dijelaskan Le Vine merupakan tingkah laku yang tepat yang cocok yang dipelajari
melalui proses coba-coba dan gagal (trial and error).
Jika
imitasi dan instruksi merupakan tipe khusus dari pengalaman, sementara motivasi
lebih banyak diidentifikasikan dengan pengalaman pada umumnya.
Sosialisasi politik yang selanjutnya akan mempengaruhi pembentukan jati diri politik pada seseorang dapat terjadi melalui cara langsung dan tidak langsung. Proses tidak langsung meliputi berbagai bentuk proses sosialisasi yang pada dasarnya tidak bersifat politik tetapi dikemudian hari berpengatuh terhadap pembentukan jati diri atau kepribadian politik. Sosialisasi politik lnagsung menunjuk pada proses-proses pengoperan atau pembnetukan orientasi-orientasi yang di dalam bentuk dan isinya bersifat politik.
Sosialisasi politik yang selanjutnya akan mempengaruhi pembentukan jati diri politik pada seseorang dapat terjadi melalui cara langsung dan tidak langsung. Proses tidak langsung meliputi berbagai bentuk proses sosialisasi yang pada dasarnya tidak bersifat politik tetapi dikemudian hari berpengatuh terhadap pembentukan jati diri atau kepribadian politik. Sosialisasi politik lnagsung menunjuk pada proses-proses pengoperan atau pembnetukan orientasi-orientasi yang di dalam bentuk dan isinya bersifat politik.
Proses sosialisasi politik tidak langsung meliputi metode belajar berikut:
·
Pengoperasian
Interpersonal
Mengasumsikan
bahwa anak mengalami proses sosialisasi politik secara eksplisitdalam keadaan
sudah memiliki sejumlah pengalaman dalam hubungna-hubungan dan
pemuasan-pemuasan interpersonal.
·
Magang
Metode
belajat magang ini terjadi katrna perilau dan pengalaman-pengalaman yang
diperoleh di dalam situasi-situasi non politik memberikan keahlian-keahlian dan
nilai-nilai yang pada saatnya dipergunakan secara khusus di dalam konteks yang
lebih bersifat politik.
·
Generalisasi
Terjadi
karena nilai-nilai social diperlakukan bagi bjek-objek politik yang lebih
spesifik dan dengan demikian membentuk sikap-sikap politik terentu.
Proses sosialisasi langsung terjadi melalui :
·
Imitasi
Merupakan
mode sosiaisasi yang paling ekstensif
dan banyak dialami anak sepanjang perjalanan hidup mereka. Imitasi dapat
dilakukan secara sadar dan secara tidak sadar.
·
Sosialisasi Politik Antisipatoris
Dilakukan
untuk mengantisipasi peranan-peranan politik yang diinginkan atau akan diemban
oleh actor.Orang yang berharap suatu ketika menjalani pekerjaan-pekerjaan
professional atau posisi social yang
tinggi biasanya sejak dini sudah mulai mengoper nilai-nilai dan pola-pola
perilaku yang berkaitan dengan peranan-peranan tersebut.
·
Pendidikan Politik
Inisiatif
mengoper orientasi-orientasi politik dilakukan oleh “socialiers” daripada oleh
individu yang disosialisasi. Pendidikan politik dapat dilakukan di keluarga,
sekolah, lembaga-lembaga politik atau pemerintah dan berbagai kelompok dan
organisasi yang tidak terhitung jumlahnya. Pendidikan politik sangat penting
bagi kelestarian suatu sistem politik. Di satu pihak, warga Negara memerukan
informasi minima ltentang hak-hak dan kewajiban yang mereka mliki untuk dapat
memasuki arena kehidupan politik. Di lain pihak, warga Negara juga harus
memperoleh pengetahuan mengenai seberapa jauh hak-hak mereka telah dipenuhi
oleh pemerintah dan jika hal ini terjadi, stabilitas politik pemerintahan dapat
terpelihara.
·
Pengalaman
Politik
Kebanyakan
dari apa yang oleh seseorang diketahui dan diyakini sebagai politik pada
kenyataannya berasal dari pengamatan-pengamatan dan pengalamn-pengalamannya
didalam proses politik.
3.
SARANA SOSIALISASI POLITIK
1. Keluarga
Merupakan
agen sosialisasi pertama yang dialami seseorang. Keluarga memiliki pengaruh
besar terhadap anggota-anggotanya. Pengaruh yang paling jelas adalah dalam hal
pembentukan sikap terhadap wewenang kekuasaan. Bagi anak, keputusan bersama
yang dibuat di keluarga bersifat otoritatif, dalam arti keengganan untuk
mematuhinya dapat mendatangkan hukuman. Pengalaman berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan keluarga dapat meningkatkan perasaan kompetensi politik si
anak, memberikannya kecakapan-kecakapan untuk melakukan interaksi politik dan
membuatnya lebih mungkin berpartisipasi secara aktif dalam sistem politik
sesudah dewasa.
2. Sekolah
Sekolah
memainkan peran sebagai agen sosialisasi politik melalui kurikulum pengajaran
formal, beraneka ragam kegiatan ritual sekolah dan kegiatan-kegiatan guru.
Sekolah melalui kurikulumnya memberikan pandangan-pandangan yang kongkrit tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik. Ia juga dapat memegang peran penting dalam pembentukan sikap terhadap aturan permainan politik yang tak tertulis. Sekolah pun dapat mempertebal kesetiaan terhadap system politik dan memberikan symbol-simbol umum untuk menunjukkan tanggapan yang ekspresif terhadap system tersebut.
Peranan sekolah dalam mewariskan nilai-nilai politik tidak hanya terjadi melalui kurikulum sekolah. Sosialisasi juga dilakukan sekolah melalui berbagai upacara yang diselenggarakan di kelas maupun di luar kelas dan berbagai kegiatan ekstra yang diselenggarakan oleh OSIS.
Sekolah melalui kurikulumnya memberikan pandangan-pandangan yang kongkrit tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik. Ia juga dapat memegang peran penting dalam pembentukan sikap terhadap aturan permainan politik yang tak tertulis. Sekolah pun dapat mempertebal kesetiaan terhadap system politik dan memberikan symbol-simbol umum untuk menunjukkan tanggapan yang ekspresif terhadap system tersebut.
Peranan sekolah dalam mewariskan nilai-nilai politik tidak hanya terjadi melalui kurikulum sekolah. Sosialisasi juga dilakukan sekolah melalui berbagai upacara yang diselenggarakan di kelas maupun di luar kelas dan berbagai kegiatan ekstra yang diselenggarakan oleh OSIS.
3. Kelompok
Pertemanan (Pergaulan)
Kelompok
pertemanan mulai mengambil penting dalam proses sosialisasi politik selama masa
remaja dan berlangsung terus sepanjang usia dewasa. Takott Parson menyatakan
kelompok pertemanan tumbuh menjadi agen sosialisasi politik yang sangat penting
pada masa anak-anak berada di sekolah menengah atas. Selama periode ini, orang
tua dan guru-guru sekolah sebagai figur otoritas pemberi transmitter proses
belajar sosial, kehilangan pengaruhnya. Sebaliknya peranan kelompok-kelompok
klik, gang-gang remaja dan kelompok-kelompok remaja yang lain menjadi semakin penting.
Pengaruh sosialisasi yang penting dari kelompok pertemanan bersumber di dalam
factor-faktor
yang membuat peranan keluarga menjadi sangat penting dalam sosialisasi politik
yaitu:
a. Akses yang sangat ekstensif dari
kelompok-kelompok pertemanan terhadap anggota mereka.
b. Hubungan-hubungan pribadi yang secara emosional
berkembang di dalamnya.
Kelompok
pertemanan mempengaruhi pembentukan orientasi politik individu melalui beberapa
cara yaitu:
a. Kelompok pertemanan adalah sumber sangat
penting dari informasi dan sikap-sikpa tentang dunia social dan politik.
Kelompok pertemanan berfungsi sebagai “communication channels”.
b. Kelompok pertemanan merupakn agen
sosialisasi politik sangat penting karena ia melengkapi anggota-anggotanya
dengan konsepsi politik yang lebih khusus tentang dunia politik.
c. Mensosialisasi individu dengan memotivasi
atau menekan mereka untuk menyesuaikan diri dengan sikap-sikap dan perilaku
yang diterima oleh kelompok. Di satu pihak, kelompok pertemanan menekan
individu untuk menerima orientasi-orientasi dan perilaku tertentu dengna cara
mengancam memberikan hukuman kepada mereka yang melakukan penyimpangan terhadap
norma-norma keluarga, seperti melecehkan atau tidak menaruh perhatian kepad
amereka yang menyimpang.
4.
Pekerjaan
Organisasi-organisasi
formal maupun non formal yang dibentuk berdasarkan lingkungan pekerjaan,
seperti serikat buruh, klub social dan yang sejenisnya merupakan saluran
komunikasi informasi dan keyakinan yang jelas.
5. Media
Massa
Media massa
seperti surat kabar, radio, majalah, televise dan internet memegang peran
penting dalam menularkan sikap-sikap dan nilai-nilai modern kepada
bangsa-bangsa baru merdeka. Selain memberikan infoprmasi tentang
informasi-informasi politik, media massa juga menyampaika nilai-nili utama yang
dianut oleh masyarakatnya.
6.
Kontak-kontak Politik Langsung
Tidak
peduli betapa positifnya pandangan terhadap system poltik yang telah ditanamkan
oleh eluarga atau sekolah, tetapi bila seseorang diabaikan oleh partainya,
ditipu oleh polisi, kelaparan tanpa ditolong, mengalami etidakadilan, atau
teraniaya oleh militer, maka pandangan terhadap dunia politik sangat mungkin
berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar