Selasa, 05 Mei 2015

Keberhasilan Yang Tertunda




Keberhasilan Yang Tertunda
by Nina Indriyanti R

Suara tangisan anak kecil yang menjadi sountrack saat terbitnya kabar penerimaan mahasiswa politeknik melaui jalur undangan 2015 tahun ini, seolah menjadi pertanda buruk.  Loading yang sedikit lama melalui wifi asramaku juga seolah tak mendukung untuk bisa membuka laman tentang hal ini. Padahal, biasanya koneksi internet pada waktu siang hari jarang sekali loading lama. Seakan semua komponen tak mau aku mengetahui kabar ini, entah diterima atau tidaknya.

Penasaran sempat menghinggapi hati sanubari saat semuanya terjadi. Badan terasa panas dingin dalam menunggu masa penantian pengumuman ini. Jari jemariku serasa kaku sekali ketika mengetik keyword untuk membuka laman pengumuman. Sebelum memasukkan nama dan nomer peserta ke dalam aplikasinya aku berdoa sejenak kepada Tuhan, supaya diberikan ketabahan jika nanti aku tidak lolos pada kesempatan ini. Memohon untuk ditempatkan di tempat yang terbaik menurut-Nya dan dengan cara-Nya pula. Serasa ada energy yang menusuk hati, diteruskan aliran darah dengan energy positif pula yang mengalir ke jari jemari untuk segera menuliskan kata hati.

Perlahan-lahan tapi pasti, aku menuliskan nomer peserta seleksi beserta nama sebagai keyword untuk mengetahui lolos tidaknya pada jalur ini. Setelah aku enter ternyata ada semacam kota merah yang tertera dibawah form aplikasi yang tertulis bahwa aku belum lolos pada jalur undangan politeknik tahun 2015 ini. Mengucap syukur Alhamdulilah pada Yang Kuasa, karena telah memberi kenikmatan sebuah kegagalan saat ini. Sedikit kecewa memang, serasa melambung tinggi sebelumnya karena memprediksikan akan lolos dan realitanya ternyata sebaliknya. Jatuh berkeping-keping, hancur lebur, pecah belah, entahlah sungguh tiada kata yang bisa mengibaratkan perasaanku kali ini. 

Berkat kekuatan doa sebelumnya yang aku panjatkan kepada Tuhan dan semangat untuk berjuang dari orang-orang sekitar, akupun mulai bangkit setelah sekitar 15 menit merasa kecewa tiada tara, sampai-sampai badan ini panas dingin, mati rasa. Sebenarnya ini adalah keberhasilan yang tertunda.  Setidaknya aku telah menggugurkan tiket kegagalanku kali  ini. Mengulang kembali menyusun rencana strategi, memperbersar usaha dan meningkatkan doa demi perolehan yang luar biasa. Tabah dan Sabar adalah modalku saat ini, diselimuti dengan ikhtiar dan tawakal dan dilengkapi dengan doa serasa semua itu bisa aku kalahkan. Hanya saja belum untuk saat ini ketika aku mengalami sebuah kegagalan. Orang yang aku kenal mengatakan bahwa ini bukanlah sebuah Akhir, melainkan adalah sebuah Awal, tetap semangat. Seribu jalan menuju Roma. Mari, Take Action ! .

2 komentar:

  1. Mungkin takdir Anda kuliah di Universitas Indonesia :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga menjadi kenyataan, begitupun dengan Anda. Bukankah seperti itu Cahaya Intan Ketulusan.....

      Hapus