Adventure
Of Nina Indriyanti Ratnasari The Next Sosiopreneurs
Terlahir dari keluarga
sederhana di kota indah yang penuh warna problema kehidupan, kota Blora. Nina
Indriyanti Ratnasari, sebuah nama sebagai hadiah pemberian dari kedua orang
tuaku yang luar biasa. Ibuku adalah seorang penjahit di desa tempatku tinggal, sedangkan
ayahku seorang kuli bangunan yang merantau di Surabaya. Aku adalah anak pertama
dari 4 bersaudara, 2 diantaranya adalah adik tiriku. Sejak kelas 4 SD kedua
orang tuaku memutuskan untuk bercerai, aku bersama adikku yang masih dalam
kandungan waktu itu tinggal bersama ibuku di rumah nenek. Terlahir sebagai
seorang pejuang, aku ditempa secara otodidak dengan segala gejolak kehidupan
yang senantiasa mengisi ruang kosong dalam setiap langkahku.
Merajut mimpi yang telah
terwacana dalam diri ialah tugas yang tak mudah untukku, apalagi dengan segala
keterbatasan yang kumiliki ketika itu. Terdaftar sebagai salah satu mahasiswa
aktif di Universitas Indonesia merupakan salah satu goresan mimpi yang tertuang
dalam mading impian yang kupunya. Alhasil, satu per satu mimpi itu terwujud
dengan segala resiko, konsekuensi, dan hasil yang dihadapi. Semasa SMA
keinginan melanjutkan ke perguruan tinggi telah menggebu-gebu, bak air yang
mengalir kebawah, yang akan terus mencari celah untuknya mengisi setiap bagian
daratan.
Kala itu, beberapa jalur
masuk perguruan tinggi negeri disosialisasikan guru BK yang ada disekolahku.
Diantaranya yaitu jalur SNMPTN, kerap disapa dengan jalur undangan dimana
menerima mahasiswa baru melalui pertimbangan nilai rapor dan prestasi sekolah
asal pendaftar. Jalur kedua, SBMPTN atau jalur tulis, dimana pada jalur ini
penerimaan mahasiswa baru melalui seleksi tulis dengan tingkat soal yang tidak
biasa. Jalur terakhir adalah jalur mandiri, dimana setiap perguruan tinggi
negeri tersebut memiliki kewenangan penuh atas segala kebijakan dalam
penerimaan mahasiswa baru. Saat sosialisasi berlangsung, aku juga menyusun
segala strategi pemilihan jurusan dengan segala pertimbangannya. Pada akhirnya,
aku mendaftarkan diri melalau jalur SNMPTN dengan pilihan prodi Manajemen UI di pilihan
pertamanya.
Bermodal keyakinan dan
rasa percaya diri yang berlebih membuatku terlena saat masa penantian
pengumuman SNMPTN berlangsung. Karena kuyakin pasti akan diterima dengan
asumsi, perolehan nilai, prestasi individu dan prestasi sekolah yang gemilang
kala itu. Ternyata oh ternyata harapanku mulai terjawab dengan pengumuman
SNMPTN pada tanggal 9 mei 2015 lalu. Tertulis jelas menggunakan tinta merah
saat itu, bahwa daku ini dinyatakan tidak lolos seleksi jalur tersebut. Serasa
ada yang menusuk dalam hati melihat kenyataan itu. Sedih, kecewa, menyesal
campur menjadi satu kesatuan yang tak tertahankan. Tapi tak mengapa, karna ku
berfikir masih ada jalur lain untuk diterima di perguruan tinggi.
Jalur kedua pun kutempuh
dengan semangat juang yang tak kalah luar biasa. Kerja keras, usaha dan
bertawakal pada-Nya adalah kunci kepercayaan diri waktu itu. Akhirnya, tiba
saatnya ketika aku harus menempuh seleksi SBMPTN. Aku ingat betul saat itu, ku
berangkat dari rumah dengan menggunakan bis antar-kota yang tersedia untuk
tujuan Blora-Purwodadi, Purwodadi-Semarang. Berbekal seadanya, aku menuju
kampus tempat dimana tes SBMPTN berlangsung. Untungnya, aku mendapat tempat di
Universitas Diponegoro yang setidaknya banyak teman untukku bisa tinggal
sementara di Semarang. Saatnya telah tiba, hari itu diwarnai kemacetan daerah pintu masuk Universitas Diponegoro,
aku berjalan tenang menuju tempat tes yang sebelumnya telah ku survei. Kali
pertama, aku mengikuti tes dengan skala partisipasi yang sangat tinggi dengan
penuh kepercayaan bahwa akan lolos, walaupun dalam mengerjakan soal SBMPTN itu
tidaklah mudah. Aku berharap kala itu, bahwa aku akan lolos pada jalur kedua
ini. Sehingga, aku tidak mendaftarkan diri di universitas lain saat itu.
Eng ing
eeenggg..... hasilnya akupun harus menelan pil pahit lagi, kedua kalinya.
Kenyataan yang harus kuhadapi ketika kegagalan itu datang lagi.
Mau tau
kelengkapan ceritanya? Penasaran?
Pantengin terus yak Blog
gue.. nantikan kelanjutan ceritanya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar